Menu
in ,

IHSG Menghijau di Level 6.200 pada Awal Oktober

Pajak.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau dengan menembus level 6.200 dalam sepekan. Penguatan IHSG ini merupakan implikasi dari masuknya investor asing di pasar reguler dan sejumlah sentimen positif dalam negeri, seperti purchasing managers’ index (PMI) manufaktur yang mencapai level 52,2.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menuturkan, IHSG berada di zona hijau dengan kenaikan 1,37 persen dibandingkan minggu lalu, adapun total nilai transaksi dalam sepekan tercatat sebesar Rp 94,49 triliun. Sementara, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan penguatan sebesar 48,20 persen menjadi Rp 18,90 triliun ketimbang minggu lalu.

“Peningkatan sebesar 17,22 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang berada pada angka 24,834 miliar saham dari 21,186 miliar saham. Sedangkan, rata-rata frekuensi harian bursa juga meningkat 9,21 persen menjadi 1.503.334 transaksi dari 1.376.543 transaksi, ”kata Yulianto dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (2/10).

BEI merilis, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 10,515 triliun, sementara sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 15,994 triliun.

Selama September 2021, terdapat beberapa saham yang menjadi incaran investor asing, diantaranya:

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Nilai transaksi BBRI pada September lalu mencapai Rp 21,7 triliun. Dari jumlah itu, asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 1,9 triliun. Nilai transaksi ini terbilang sangat besar karena BBRI telah mengeksekusi pelaksanaan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dan memperoleh pendanaan dari publik sebesar Rp 41 triliun.

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Saham BBCA diborong asing dengan pembelian bersih sebesar Rp 1,7 triliun. Sedangkan, nilai transaksi secara keseluruhan pada September sebesar Rp 8,8 triliun.

3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Saham TLKM dibeli asing sebesar Rp 1,2 triliun. Secara keseluruhan, nilai transaksi pada September mencapai Rp 5,6 triliun.

4. PT Bukalapak (BUKA)

Saham teknologi ini dibeli asing sebesar Rp 991,4 miliar.

Sementara itu, saham favorit yang dilepas asing pada September adalah:

1. Unilever Indonesia (UNVR)

Saham ini mencatat net foreign sell sebesar Rp 362,1 miliar dengan volume (jumlah lebar saham) 497,4 juta. Saham melemah 4,82 persen ke Rp 3.950.

2. Bank Mandiri (BMRI)

Saham net foreign sell senilai Rp 105,3 miliar dengan volume 710,1 juta. Saham menguat 1,65 persen ke Rp 6.150.

3. Ace Hardware Indonesia (ACES)

Saham ACES tercatat net foreign sell Rp 97,7 miliar dengan volume 240 juta. Saham melemah 7,97 persen ke Rp 1.270.

4. XL Axiata (EXCL)

Saham ini tercatat net foreign sell Rp 97,7 miliar dengan volume 519,7 juta. Saham menguat 13,43 persen ke Rp 3.040.

5. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)

Saham INKP tercatat net foreign sell Rp 84,6 miliar dengan volume 229,5 juta. IHSG sepekan ini menguat 6,85 persen ke Rp 8.575.

Kepada Pajak.com, Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas Roger menuturkan, Oktober ini akan diwarnai oleh laporan keuangan kuartal III-2021, sehingga beberapa sektor komoditi bakal menjadi perhatian investor.

“Sektor Energi dengan subsektor batu bara diprediksi menjadi sektor yang mencatatkan laba signifikan. Seiring kenaikan komoditas batu bara dikuartal III-2021 hingga menyentuh all time high. Kemudian emiten-emiten CPO (crude palm oil) diprediksi juga akan menunjukkan kenaikan laba signifikan pada kuartal III-2021 dengan masih tingginya harga komoditas tersebut,” jelas Roger melalui pesan singkat, pada Minggu (3/10).

Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas menilai, saham yang menarik untuk diperhatikan investor, antara lain saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT PP London Sumatra Indonesia (LSIP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy (ADRO), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Swasti Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version