Menu
in ,

IHSG Ditutup Melemah Menjelang Idulfitri

IHSG Ditutup Melemah Menjelang Idulfitri

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan menjelang Idulfitri, pada (11/5). Tercatat IHSG terkontraksi 0,63 persen atau turun 37,44 poin ke level 5.938,35 dibandingkan pekan lalu. Rata-rata frekuensi harian bursa juga mengalami penurunan 1 persen menjadi 969.406 kali transaksi. Rata-rata volume transaksi bursa menyusut 10,29 persen menjadi 13,528 miliar saham dari 15,080 miliar saham.

Kendati demikian, Founder Master Mind Trader Hendri Setiadi mengatakan, masih ada harapan IHSG kembali menguat setelah libur Lebaran atau pada pekan depan.

“Pada saat market dibuka kembali, kita optimis Indeks harga saham gabungan berpotensi kembali bergairah di atas 6.000,” jelas hendri, dalam acara bertajuk Closing Market, pada (11/5).

Menurutnya, indikasi itu terlihat dari Indeks harga saham gabungan yang terkoreksi pada penutupan perdagangan kemarin. Dari sisi sektoral, sektor energi paling gemilang, yakni naik 0,17 persen.

“Di sini menunjukkan bahwa potensi Indeks harga saham gabungan sendiri masih baik secara fundamental. Hanya saja lebih terpengaruh sentimen negatif, karena ada kabar pemerintah memperpanjang pelarangan mudik atau pembantasan kegiatan masyarakat sampai 30 Mei. Secara over all kita optimis IHSG akan kembali bergairah pada pekan depan,” jelas Hendri.

Bahkan, ia optimistis IHSG berpotensi menguat hingga akhir tahun. Menurutnya, masih ada potensi untuk kembali ke atas 6.000 atau zona hijau.

“Ada potensi Indeks harga saham gabungan kembali bukan hanya di atas 6.000 saja tetapi berpotensi menguji kembali level high yang sempat dicapai di pertengahan Januari di 6.500. Saya melihat arahnya ke sana,” jelasnya.

Menurutnya, saham yang berkilau sebelum dan setelah Lebaran, salah satunya terlihat di sektor ritel. Namun secara teknikal kenaikkan tidak siginifikan. Misalnya, emiten PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memiliki tren kenaikan per hari hanya berkisar Rp 60 rupiah atau saat ini berada di level Rp 760.

“Untuk MAPI cenderung disukai para investor. Jadi MAPI cocok bagi investor yang suka lebih aktif (swing trading). MAPI harga saat ini masih cukup ideal karena masih cukup untuk menuju resistan 850,” kata Hendri.

Selain itu, saham perbankan masih menjadi rekomendasi. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan perdagangan paling besar, yakni Rp 266,1 miliar. Saham BRI pun koreksi 1,48 persen menjadi Rp 3.990. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 0,93 persen menuju Rp 32.400.

Keyakinan IHSG (Indeks harga saham gabungan) akan berada di zona hijau juga diungkapkan Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas Roger. Indikatornya, beberapa data ekonomi terlihat terjadi perbaikan dan rupiah yang menguat mendekati Rp 14.100. Ia memproyeksikan transaksi Indeks harga saham gabungan setelah Idulfitri berada pada rata rata 9 triliunan per hari.

“Hasil laporan ekonomi kuartal I-2021 sampai saat ini cukup positif baik secara yoy (year over year) maupun qoq (quarter over quarter). Di tambah lagi adanya statement bahwa BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) tetap berada di market. Bisa menjadi sentimen positif ke depannya,” kata Roger kepada Pajak.compada (12/5).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version