Menu
in ,

Harga Kripto Kembali Berada di Zona Hijau

Harga Kripto atau Cryptocurrency Kembali Berada di Zona Hijau

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Mata uang kripto (cryptocurrency) akhirnya kembali berada di zona hijau, pada Rabu (26/5). Padahal sebelumnya harga sempat merosot seiring dengan pengetatan regulasi penambangan kripto di Tiongkok dan Amerika Serikat.

Berdasarkan data coinmarketcap.com, harga kripto memberikan kabar gembira. Pertama, bitcoin melonjak 5,98 persen ke 40.369,60 dollar AS. Dalam sepekan bitcoin sudah kembali menghijau atau menguat tipis 0,40 persen setelah ambles di bawah 32.000 dollar AS pada Minggu (23/5).

Kedua, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah bitcoin, yaitu ethereum yang mencuat 11,63 persen ke 2.866,46 dollar AS. Ethereum mencoba menjajal resistence selanjutnya di 2.900 dollar AS.

Ketiga, harga litecoin juga naik 12,44 persen ke 202,34 dollar AS. Keempat, ripple melejit 6,58 persen dan menembus level psikologis ke 1,04 dollar AS. Kelima, cardano terangkat 14,37 persen ke 1,77 dollar AS. Keenam, dogecoin naik 3,49 persen ke 0,3581 dollar AS. Ketujuh, koin paling gemilang dalam sepekan, yaitu polygon (MATIC) yang berhasil rebound dengan melejit 36,27 dollar AS setelah sebelumnya ambles 5,49 persen dalam sepekan. Kedelapan, telcoin yang naik tajam 26,36 persen ke 0,0376 dollar AS.

Harga kripto yang menghijau itu dikarenakan cuitan Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk di Twitter mengenai prospek mata uang kripto. Ia mengatakan, bahwa ide penambangan bitcoin menggunakan energi terbarukan sangat potensial.

“Berbicara dengan penambang Bitcoin di Amerika Utara. Mereka berkomitmen untuk mempublikasikan penggunaan energi terbarukan saat ini dan yang direncanakan serta meminta penambang untuk melakukannya. Berpotensi menjanjikan,” tulis Musk.

Seperti diketahui, Musk menjadi pendukung besar mata uang digital. Kicauan dan komentarnya seputar cryptocurrency berpengaruh besar terhadap melonjak atau anjloknya harga kripto.

CEO Microstrategy Michael Saylor mengatakan, pihaknya mengadakan pertemuan dengan Musk dan beberapa penambang bitcoin untuk pembentukan Dewan Pertambangan Bitcoin. Dewan ini rencananya akan mengedukasi dan mempromosikan upaya penambangan kripto yang keberlanjutan.

Sebagai informasi, penambangan bitcoin membutuhkan energi atau listrik yang sangat besar. Misalnya, penambangan bitcoin memiliki jejak karbon yang menghasilkan 36,95 megaton CO2 (karbon dioksida) setiap tahun. Hal ini juga sempat membuat Tesla menarik keputusannya untuk memberlakukan pembayaran pembelian mobil listriknya menggunakan bitcoin.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version