Menu
in ,

Generasi Milenial Dominasi Investor di Pasar Modal

Pajak.com, Jakarta – Di tengah pandemi, generasi milenial ternyata memutuskan untuk berinvestasi. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah investor baru sepanjang 2020 telah tumbuh 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019. Jumlah investor saham pada akhir 2020 telah mencapai 1.695.268 single investor identification (SID).

Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID. Investor baru pada 2020 secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru tahun 2020. Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di pasar modal Indonesia.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyebutkan, jumlah investor pasar modal secara total sudah mencapai 3,6 juta di tahun 2020. Menariknya, pertumbuhan paling besar terjadi di tengah pandemi atau tahun 2020, dengan komposisi investor pemula generasi milenial.

Ia bersyukur, ternyata pandemi membawa hal positif dalam hal peningkatan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Pembatasan ruang gerak masyarakat justru memberikan waktu lebih banyak untuk belajar investasi.

“Terus belum lagi bunga di bank itu cenderung turun, suku bunga acuan BI (Bank Indonesia) reverse repo rate itu sekarang sudah 3,75 persen dan kecenderungannya turun. Itu pun berdampak juga terhadap bunga di perbankan. Sehingga itu membuat investor itu mulai melirik juga investasi di saham. Saya pikir ini merupakan tahun kebangkitan investor ritel,”kata Inarno.

Bahkan, demi mengakomodir investor milenial, BEI tengah tengah mengkaji kembali kemungkinan penurunan jumlah saham dalam hitungan satu lot dari perhitungan saat ini sebanyak 100 saham. Kebijakan ini dikaji demi memudahkan investor milenial yang semakin mendominasi pasar saham. Artinya, semua lapisan masyarakat dapat lebih terjangkau membeli saham.

Komisaris BEI Pandu Sjahrir mengungkapkan, BEI masih menghitung angka yang tepat untuk mengubah satuan lot saham. Pihaknya memastikan tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan.

“Apakah itu nanti absolut atau yang lainnya sedang diperhitungkan. Karena dampak terhadap perusahaan pemilik saham juga harus dipikirkan,” kata Pandu.

Selain saham, salah satu instrumen investasi yang tengah digandrungi oleh milenial adalah surat berharga negara (SBN) ritel, berupa obligasi negara ritel (ORI), savings bond ritel (SBR), sukuk tabungan (ST), dan sukuk ritel (SR).

Kepada Pajak.comDirektur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan, ORI merupakan instrumen investasi untuk semua kalangan. Akan tetapi, pada tataran implementasi banyak diminati oleh pemula atau generasi milenial. Per Februari 2021 lalu pemerintah mampu menghimpun dana sebesar Rp 13 triliun dari penerbitan ORI.

“Mungkin karena minimal pembelian ORI yang sangat terjangkau, imbal hasil yang menarik serta perkembangan sistem pemesanan ORI dimana saat ini sudah dapat dipesan secara on-line, menjadi daya tarik bagi milenial untuk berinvestasi di ORI dan surat berharga negara ritel lainnya,” kata Deni, (18/4).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version