Menu
in ,

SMF Salurkan KPR ke 1,13 Juta Debitur di Semester I-2021

SMF Salurkan KPR ke 1,13 Juta Debitur di Semester I-2021

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyalurkan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) ke 1,13 juta debitur atau sebesar Rp 3,66 triliun pada semester I-2021. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan ini berkomitmen untuk terus mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, sebanyak 1,13 juta debitur KPR itu terbagi atas 84,30 persen Indonesia bagian barat, 15,03 persen bagian tengah, dan sisanya sebesar 0,67 persen bagian timur.

“Dalam rangka mendukung percepatan PEN di sektor perumahan, SMF juga menjalankan tugasnya sebagai pelaksana investasi pemerintah dengan memberikan suntikan dana kepada salah satu BUMN di sektor perumahan,” kata Ananta, dalam konferensi pers bertajuk Pencapaian Kinerja SMF Semester I Tahun 2021, pada (5/8).

Selain itu, SMF juga aktif menjalankan beberapa program penugasan khusus berupa kredit kemilikan rumah fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (KPR FLPP) atau KPR subsidi, program pembiayaan homestay, dan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh atau program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Sejak Agustus 2018 hingga semester I-2021, SMF telah merealisasikan penyaluran dana KPR FLPP kepada 187.276 debitur dari total 871.693 debitur yang disalurkan pemerintah. Total akumulasi dana pendamping KPR FLPP yang telah disalurkan perseroan hingga semester I-2021 mencapai Rp 6,3 triliun.

Untuk mengakselerasi pembiayaan, SMF bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Keduanya bekerja sama meluncurkan produk Hunian Mikro Mekaar (HOME). HOME merupakan program pembiayaan mikro perumahan bagi nasabah PNM Mekaar dalam bentuk renovasi rumah nasabah, yang juga dijadikan sebagai tempat usaha atau mendukung usaha.

“Harapannya agar masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan akses dan memperoleh hunian yang layak dan terjangkau,” kata Ananta.

Kemudian, pembiayaan homestay dilakukan bersama kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif . Program yang bertujuan untuk mendukung sektor pariwisata ini telah direalisasikan di delapan desa yang terletak dalam destinasi super-prioritas pariwisata (DSPP), yakni Borobudur, Mandalika, dan Wilayah Banyuwangi yang merupakan daerah potensi pariwisata.

“Kami terus melakukan adaptasi atas kondisi pandemi yang memukul kegiatan pariwisata, mendukung kegiatan traveling masyarakat, menyongsong kebangkitan (pariwisata) di kemudian hari,” kata Ananta.

Sementara itu, SMF memperbaiki kualitas rumah di daerah kumuh melalui program Kotaku. Program ini dilakukan bersama kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat dalam hal peninjauan rancana pembangunan rumah layak huni. Adapun daerah yang telah mendapat tersentuh program Kotaku terdapat di Sumatera Selatan, Kepaulauan Riau, Banjarmasin, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, Ananta menyebutkan, SMF membukukan kenaikan laba 27,58 persen menjadi Rp 310 miliar di semester I-2021. Capaian ini tumbuh Rp 243 miliar di bandingkan tahun lalu. Adapun untuk pendapatan perusahaan semester I-2021 tumbuh 7,22 persen menjadi Rp 1,2 triliun. Di periode ini SMF juga mencatatkan pertumbuhan aset senilai Rp 31,95 triliun atau 8,97 persen dibandingkan capaian tahun lalu, yakni sebesar Rp 29,32 triliun.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version