Menu
in ,

PGN Perkuat Pengelolaan Gas Bumi “Renewable Energy”

PT Perusahaan Gas NegaraPerkuat Pengelolaan Gas Bumi “Renewable Energy”

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan peran sebagai subholding gas di Indonesia. Setelah berhasil melewati masa krisis di tengah pandemi, perusahaan berplat merah ini bersiap menjadi garda terdepan perantara transisi menuju renewable energy (energi terbarukan).

Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar mengatakan, pandemi menyebabkan penurunan permintaan energi termasuk gas bumi yang cukup signifikan. Oleh karena itu, PGN di tahun 2021 akan kembali bangkit melakukan ekspansi bisnis gas bumi, salah satunya liquified natural gas (LNG) ritel.

“Menurut Wood Mckenzie, benar bahwa kebutuhan gas di tahun 2020 turun. Tapi pada tahun 2030, akan ada peningkatan sekitar 550 juta ton per tahun seiring dengan perkembangan proyek gas yang ada,” ungkap Arcandra melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com. 

Lebih rinci ia menyebutkan, kebutuhan LNG dunia untuk 10 tahun yang akandatang diproyeksikan masih positif. Kebutuhan LNG maupun gas tetap akan naik walaupun dengan perkembangan renewable energy mulai berkembang.

“Ada risikonya kalau pandemi Covid-19 belum mampu diatasi pada tahun 2021, kebutuhan demand yang digambarkan tidak akan tercapai. Namun demikian, kita berharap dengan perkembangan proyek, vaksin, dan sebagainya, kebutuhan LNG akan naik. Kemungkinan besar akan menyamai seperti sebelum Covid-19 terjadi, diiringi dengan menggeliatnya ekonomi di tahun 2021,” kata Arcandra.

Menurutnya, gas merupakan salah satu bentuk energi yang dibutuhkan dalam masa transisi dari fosil fuel menuju renewable energy. “Kita tidak bisa langsung memenuhi kebutuhan energi dari fosil fuel ke renewable energy secara serta merta. Harus ada perantaranya salah satunya adalah gas,” tambahnya.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar menambahkan, kebutuhan gas termasuk LNG di Asia Pasifik sudah mengalami kenaikan mulai tahun 2021. Pascapandemi diperkirakan pertumbuhan global LNG sekitar 4,2 persen. Cina dan India adalah dua negara yang sangat fokus terhadap energi yang lebih ramah lingkungan, sehingga LNG dibutuhkan untuk memenuhi masa transisinya.

“Infrastruktur LNG di masa depan akan masif terutama dengan proyek penugasan di wilayah Indonesia Timur, serta mendukung program strategis perusahaan untuk dapat merambah di pasar LNG internasional,” ujar Syahrial.

Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Sugeng Suparwoto mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya eksplorasi dan pemanfaatan gas bumi, sehingga diharapkan mampu mengatasi krisis minyak di masa depan. Ia mencatat, cadangan gas bumi di Indonesia sekitar 43,6 trillion cubic feet (TCF).

“Sepakat dengan Arcandra Tahar, gas bumi dapat menjadi perantara di masa transisi energi menuju renewable energy dan dapat menjadi peaker (sistem) di saat-saat tertentu khususnya untuk pembangkit listrik. Selain itu, ada pertumbuhan LNG di tahun 2035 yang diperkirakan dari Cina, ASEAN, dan Asia Selatan (Bangladesh dan Pakistan),” kata Sugeng.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version