Menu
in ,

Pengembangan Produk Ekspor Pertanian dan Hortikultura

Pengembangan Produk Ekspor Pertanian dan Hortikultura

Foto: Dok. ekon.go.id

Pajak.Com, Bondowoso – Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan kinerja perdagangan pada tahun 2022, pemerintah mendukung pengembangan produk ekspor yang berdaya saing dan memiliki potensi ekspor yang tinggi. Salah satunya adalah produk dari sektor pertanian dan hortikultura.

Merujuk informasi dari database pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), pada tahun 2021 ekspor hortikultura mencapai 647,24 juta dollar AS, atau meningkat 0,27 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan selama masa pandemi Covid-19 tahun 2021. Selain itu, nilai realisasi ekspor buah-buahan tahun 2021 tercatat sebesar 488,18 juta dollar AS, meningkat 25,21 persen dibandingkan tahun 2020.

“Pada saat pandemi dimana banyak negara lain mengalami kesulitan, ekonomi kita masih mampu tumbuh positif,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Pajak.com pada Minggu (30/01).

Oleh karena itu, untuk mempercepat program peningkatan produk ekspor pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong pengembangan Kawasan Hortikultura Berorientasi Ekspor melalui kerja sama kemitraan pemerintah, swasta, dan para petani. Hingga saat ini, pengembangan Kawasan Hortikultura Berorientasi Ekspor telah dilakukan di tujuh lokasi yaitu Tanggamus-Lampung, Jembrana-Bali, Bener Meriah-Aceh, Blitar, Garut, Sukabumi, dan Ponorogo.

“Kemudian pada hari ini di Bondowoso dikembangkan kawasan yang serupa,” tambahnya.

Berkaca pada keberhasilan Lampung dalam pengembangan komoditas ekspor pisang dan nanas, pemerintah juga berencana untuk mereplikasi keberhasilan tersebut ke daerah-daerah lain. Hal ini dilakukan bertujuan untuk peningkatan ekspor sekaligus substitusi impor, peningkatan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan petani, serta peningkatan produksi, kualitas, dan kontinuitas produk hortikultura.

Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, Susiwijono menekankan bahwa diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Komitmen dan dukungan pemerintah daerah (pemda) juga dibutuhkan dalam hal penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, penguatan kelembagaan petani, akses pembiayaan, dan pendampingan kepada petani, serta dari pihak swasta agar melakukan kerja sama kemitraan dengan kelompok tani atas dasar pemberdayaan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution) untuk melakukan budidaya atau produksi komoditas yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.

“Akhirnya, kami berharap penanaman perdana di lahan demplot seluas 1,8 ha ini dapat ditindaklanjuti dengan penguatan kapasitas kelembagaan petani, perluasan lahan, serta penyiapan infrastruktur dan pembiayaan, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar untuk substitusi impor dan peningkatan ekspor,” jelasnya.

Untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi para petani di Kabupaten Bondowoso, pada kesempatan tersebut, Sesmenko Susiwijono juga menyerahkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Negara Indonesia (BNI) kepada Abdullah yang menerima KUR Ternak Sapi senilai Rp 25 juta, Juhari yang menerima KUR Pertanian Padi senilai Rp 40 juta, dan Mustafa yang menerima KUR Industri Pengolahan Padi senilai Rp 250 juta.

Sebagai informasi, penanaman perdana pengembangan kawasan hortikultura di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur merupakan hasil kolaborasi yang baik antara semua pihak yakni Kemenko Bidang Perekonomian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, serta PT Great Giant Pineapple (PT GGP).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version