Menu
in ,

OpenSea Diserang “Hacker”, Ratusan Token NFT Dicuri

Pajak.com, New York – OpenSea, marketplace non-fungible token (NFT) ternama, dilaporkan mengalami serangan phishing, sehingga ratusan token NFT dicuri dari pengguna yang mengklik tautan berbahaya itu. Upaya hacker ini terjadi pada pukul 05.00—08.00 pagi waktu setempat, Minggu (20/2). Molly White, seseorang yang menjalankan blog Web3 is Going Great, memperkirakan, nilai token yang dicuri mencapai lebih dari 1,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 24,42 miliar.

Sementara, sebuah dokumen dari perusahaan keamanan blockchain bernama PeckShield, menyebutkan, total 254 token telah berhasil dicuri dalam serangan itu, termasuk sejumlah token dari Decentraland dan token populer Bored Ape Yacht Club (BAYC). Rangkaian serangan menyasar total 32 pengguna. Hal ini menyebabkan kepanikan diantara pengguna OpenSea.

The Verge, jaringan media berita teknologi Amerika, menuliskan laporan, serangan hacker mengeksploitasi fleksibilitas dalam Protokol Wyvern, yaitu standar sumber terbuka yang mendasari sebagian besar smart contract NFT, termasuk yang dibuat di OpenSea.

CEO OpenSea Devin Finzer menjelaskan, serangan dilakukan dalam dua bagian, yaitu target menandatangani kontrak parsial dengan otorisasi atau sebagian besar dibiarkan kosong.

“Dengan tanda tangan di tempat, pelaku akan menyelesaikan kontrak dengan panggilan ke kontrak mereka sendiri. Bagian ini akan mengalihkan kepemilikan NFT tanpa pembayaran. Saat serangan terjadi, OpenSea sedang berproses memperbarui sistem kontrak. Namun, perusahaan membantah serangan berasal dari kontrak baru,” jelas Finzer.

Ia mengungkap, OpenSea menemukan serangan tidak berasal dari situs website OpenSea—berbagai sistem daftarnya atau email apapun dari perusahaan. Laju serangan yang cepat menunjukkan sejumlah vektor mengalami serangan umum. Di sisi lain, sejauh ini tidak ada link yang ditemukan.

“Kami akan terus mengabari Anda. Kami akan mempelajari lebih lanjut mengenai sifat sebenarnya serangan phishing tersebut. Jika Anda punya informasi spesifik yang bisa berguna, silakan DM (direct message) @opensea_support,” kata Finzer.

Seperti diketahui, OpenSea telah menjadi salah satu perusahaan besar asal New York di industri NFT. Platform yang berdiri sejak 2017 ini memiliki nilai putaran pendanaan sebesar 13 miliar dollar AS atau sekitar Rp 186,76 triliun. Menurut data dari DappRadar (startup kripto yang menyediakan data untuk menganalisis aplikasi terdesentralisasi), pada tahun 2021 penjualan NFT mencapai 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 356,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.250).

Kesuksesan OpenSea tidak terlepas dari berkembangnya NFT sebagai aset digital berbasis teknologi blockchain sekaligus tren kripto di seluruh dunia. Popularitas NFT disebabkan karena aset ini menawarkan keuntungan yang besar bagi para seniman, kreator, musisi, atau influencer dari investor yang bersedia membeli aset digital mereka. Di sisi lain, OpenSea juga menyediakan layanan antarmuka yang sederhana bagi pengguna untuk mendaftar, menelusuri, dan menawar token tanpa berinteraksi langsung melalui sistem blockchain.

Di Indonesia, tren NFT semakin memuncak sejak viralnya NFT buatan seorang pemuda asal Surakarta, yakni Sultan Gustaf AL Ghazali. Melalui akun bernama Ghazali Everyday, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Prodi Animasi D-4 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang ini berhasil meraup penjualan total sebesar Rp 13,8 miliar di OpenSea.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version