Menu
in ,

Menves Bahlil Ajak Anak Muda Jadi Pengusaha

Menves Bahlil Ajak Anak Muda Jadi Pengusaha

FOTO: Humas Kemenves/BKPM

Pajak.com, Jakarta – Menteri Investasi (Menves)/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengajak anak muda untuk menjadi pengusaha. Ia memastikan, pemerintah telah memberi kemudahan izin usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) Risk Based Approach (RBA). Dengan adanya izin usaha, pengusaha dapat meraih pendanaan dari perbankan atau investor untuk mengembangkan bisnis.

“Kami sampaikan kepada teman-teman ini anak muda, ayo jadi pengusaha. Izinnya saat ini makin gampang. Proses ini tidak lagi memungut biaya, apalagi pungli (pungutan liar). Sekarang ini sudah ada OSS RBA, gratis tanpa pungut biaya ini-itu. Sekarang, percepatan penerbitan izin usaha semakin dapat diukur dengan waktu yang singkat. Hal itu berbeda seperti zaman dahulu,” ungkap Bahlil dalam webinar bertajuk Forum Ekonomi Merdeka 2022, (28/2).

Selain itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015–2019 ini berharap, anak muda bukan hanya jadi pengusaha, tetapi dapat melakukan investasi lebih banyak pada beragam proyek yang ada di tanah air.

“Kalau bisa investasi disuntikkan di sektor pariwisata. Pasalnya, sektor ini telah dihantam habis-habisan oleh pandemi COVID-19. Di sisi lain, sektor yang satu ini juga menciptakan daya ungkit yang besar, salah satunya adalah penciptaan lapangan kerja yang besar,” kata Bahlil.

Dengan demikian, menurut Bahlil, pemerintah akan menyiapkan pelbagai insentif untuk sektor pariwisata. Tujuannya, agar investor tidak ragu-ragu lagi untuk menyuntikkan dananya ke sektor pariwisata nasional yang sedang bangkit secara perlahan.

“Kami akan dorong insentif lebih untuk menggairahkan sektor pariwisata, seperti tax allowance, bea masuk, maupun insentif lainnya. Kami mau kompetitif dan tarik minat investor,” ungkap Bahlil.

Berdasarkan data Kemenves/BPKM menyebut, sejak 2017–2021, sektor pariwisata mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 106,3 triliun. Dibandingkan sektor lain, angka ini masih cukup rendah.

“Penyebabnya adalah adanya pandemi COVID-19 di 2020 dan 2021, serta di 2019 ada pemilu, jadi memunculkan banyak wait and see. Pak Menteri Sandiaga (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) punya kreativitas luar biasa karena jam terbangnya tinggi. Kita bisa kolaborasi untuk meningkatkan investasi di bidang pariwisata,” kata Bahlil.

Ia juga menyebutkan, realisasi investasi antara Pulau Jawa dan Luar Jawa sudah seimbang. Bahkan, tercatat lebih tinggi di luar Jawa. Hal ini tidak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk di dalamnya menyambungkan akses ke titik-titik pariwisata.

“Kita ketahui posisi investasi di luar pulau Jawa sudah berimbang, bahkan sudah melebihi dengan 52 persen, sementara di Jawa sisanya 48 persen. Membangun infrastruktur yang masif, termasuk ke daerah pariwisata, juga sebagai bentuk melahirkan pertumbuhan kawasan ekonomi baru. Ini strategi yang akan memunculkan pertumbuhan ekonomi,” tambah Bahlil.

Menurutnya, sebaran investasi itu perlu dibanggakan. Secara rinci, daerah investasi terbesar di Bali dan Nusa Tenggara Barat dengan porsi 39 persen. Sementara, Jawa sebesar 36 persen, Sumatra 17 persen, Sulawesi 4 persen.

“Dalam mendorong investasi, perlu juga investasi yang bermanfaat optimal ke pengusaha daerah. Maksudnya, investasi yang masih harus berkolaborasi dengan pengusaha daerah. Maka kuncinya adalah kolaborasi, baik dari luar maupun dalam negeri, harus berkolaborasi dengan pengusaha daerah. Kalau investasi banyak, tapi tidak memajukan daerah, maka harus melibatkan daerah untuk bisa terjadi keberimbangan,” kata Bahlil.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version