Menu
in ,

Indonesia Kekurangan 600 Ribu SDM Ekonomi Digital

Pajak.com, Jakarta – Komisaris Utama Bukalapak Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Indonesia kekurangan 600 ribu sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang ekonomi digital setiap tahun. Padahal, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat harus diimbangi dengan kualitas SDM.

“Faktanya, kita punya 600 ribu talent gap antara permintaan dan pasokan. Pada 2030 kita akan membutuhkan lebih dari 17 juta pekerja digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Pemerintah harus mencari cara untuk bisa mengatasi kesenjangan SDM di sektor ekonomi digital. Salah satunya bisa mengajak kerja sama dengan perusahaan digital dan juga perusahaan rintisan untuk mencari cara tercepat mengatasi kekurangan SDM di ekonomi digital,” kata Bambang dalam webinar Talent Gap in Digital Economy Era, yang diselenggarakan University of Technology Sydney dan Katadata, pada (23/11).

Ia menyebut, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh menjadi 133 miliar dollar AS atau Rp 1.897 triliun (kurs Rp 14.266 per dollar AS) pada 2025 mendatang. Secara spesifik, untuk sektor e-commerce diprediksi tumbuh 9,3 persen dengan nilai sebesar 16,33 miliar dollar AS. Belum lagi potensi pengguna internet yang tinggi, yakni 185 juta orang pengguna dari 270 juta penduduk Indonesia.

Artinya, lanjut Bambang, besarnya kebutuhan industri digital menjadi peluang untuk calon pekerja di bidang ini. Adapun lima pekerjaan yang dibutuhkan dalam bidang teknologi informasi, antara lain back end developer, front end developer, android developer, full stack developer, dan data scientist.

“Kebutuhan atau beban untuk mengedukasi atau mengarahkan pengguna internet savvy menjadi talenta digital akan sangat menantang,” tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan, kampus mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan SDM di bidang ekonomi digital. Saat ini sekitar 20 persen kampus di Indonesia sudah mempunyai program studi teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dengan jumlah total mahasiswa yang mencapai sekitar 1 juta orang.

“Jadi setiap tahun, ada lulusan sekitar 100 ribu mahasiswa yang siap pakai di industri teknologi informasi. Namun jumlah itu masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan teknologi informasi. Karena itu, kampus harus mempunyai strategi khusus untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar bisa siap pakai,” kata Nizam.

Menurut Nizam, kampus sudah mempunyai sejumlah strategi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang TIK, antara lain kampus menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi.

“Kampus internasional juga sudah melakukan pertukaran mahasiswa atau riset bersama. Dan yang tidak kalah penting adalah kampus memaksa mahasiswa untuk menciptakan produk yang inovatif,” kata Nizam.

Dosen University of Technology Sydney Diep Nguyen mengatakan, pengembangan SDM di sektor ekonomi digital bukan lagi dibutuhkan untuk masa depan, namun diperlukan di masa kini. Oleh karena itu, harus dipersiapkan juga tenaga pengajar yang mumpuni agar dapat melahirkan SDM unggul di bidang teknologi.

“Karena itu, guru, dosen dan juga tenaga pengajar lainnya harus meningkatkan kemampuan digital mereka. Pengembangan ekonomi digital memerlukan rencana jangka panjang. Maka itu, salah satu solusinya adalah pembelajaran secara terus menerus. Kampus dapat membuka kelas pelatihan tentang ekonomi digital. Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan skill atau kemampuan, contohnya memahami tentang blockchain yang saat ini tengah naik daun,” kata Diep Nguyen.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version