Menu
in ,

Estimasi Modal dan Cara Memulai Bisnis “Clothing Line”

Estimasi Modal

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Tren mengenakan kaos lokal sepertinya tengah digemari masyarakat, khususnya generasi milenial. Kaos/baju dengan kalimat atau desain yang ikonik, menarik, dan autentik, berhasil menjadi daya tarik dan kebanggaan tersendiri bagi pemakainya. Seperti kalimat “Hobi tidur, ingin kaya”yang tersemat pada kaos seorang anak muda di sebuah kedai kopi beberapa hari yang lalu. Saat libur Lebaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan keluarga juga terlihat kompak memakai kaos hitam bertuliskan “Satmoko” dan “Bakti orang tua nusa dan bangsa”.

Fenomena local pride ini bisa menjadi salah satu ide bisnis—yang populer disebut clothing line. Meski tengah menjadi tren, memulai usaha clothing line juga harus memiliki perencanaan yang matang agar bisnis mampu berkembang dan berkelanjutan. Simak definisi, langkah memulai, modal, hingga tips menjalankan bisnis clothing line yang Pajak.com himpun dari pelbagai sumber.

Definisi dan perkembangan clothing line di Indonesia

Clothing line merupakan salah satu bisnis fesyen yang produknya didesain sendiri. Biasanya, produk atau merek dipasarkan melalui outlet distro atau media sosial secara indie, tidak dijual di pusat perbelanjaan. Bagi pemula, proses bisnis clothing line, meliputi membeli baju di konfeksi, mendesain, dan menjual secara mandiri. Proses menyablon atau mencetak desain akan dilakukan terpisah di tempat konfeksi atau sablon khusus.

Di Indonesia, tren bisnis fesyen dengan konsep clothing line mulai berkembang antara tahun 1980 hingga 1990. Salah satu merek terkenal kala itu adalah C59. Bisnis yang digagas oleh pengusaha asal Bandung bernama Marius Widiyanto ini sampai sekarang masih berkembang dengan meluncurkan produk lainnya, seperti sweeter. Produk C59 bahkan telah diekspor hingga pelbagai negara.

Cara memulai bisnis clothing line

Selanjutnya, bagaimana cara memulai bisnis clothing line?

  • Riset. Ada banyak riset yang bisa Anda lakukan, seperti riset pasar, modal dibutuhkan beserta proses bisnis, hingga riset mengenai risiko.
  • Tentukan target pasar. Setelah Anda melakukan riset, segera tentukan segmen pasar. Misalkan, Anda membuat clothing line untuk para pencinta anime atau gamers, maka desain baju yang produksi sebaiknya berkaitan dengan itu. Bila target pasar Anda anak muda idealis atau aktivitis mahasiswa, desain kaos yang diusung bisa berupa kalimat-kalimat dari buku karya Pramoedya Ananta Toer atau Moh. Hatta; penggalan pidato Ir. Soekarno; atau kutipan tokoh berpengaruh lainnya.
  • Temukan supplier, pemasok kain, atau konfeksi terbaik, yakni harga standar namun berkualitas. Sebagai pebisnis pemula, Anda perlu memanfaatkan insting dan keahlian dalam memilih itu. Karena Anda masih pemula, temukan juga tempat terbaik untuk menyablon desain baju/kaos Anda. Apabila sudah berkembang, Anda bisa membuat konfeksi sendiri.
  • Siapkan media sosial dan strategi pemasaran yang terencana.

Estimasi modal yang dibutuhkan untuk bisnis clothing line

Berapa modal memulai bisnis clothing line? Rincian berikut merupakan estimasi yang bisa menjadi referensi Anda dalam menyiapkan modal.

  • Kain katun kaos 1 pcs = Rp 50 ribu (kualitas bahan dan sablon menengah). Bila membuatnya di konfeksi, butuh 100 pcs di awal= Rp 5 juta.
  • Biaya operasional: fixed cost (token listrik, internet, kebutuhan marketing, gaji karyawan, sewa tempat) Rp 5 juta per bulan. Jika Anda masih bisnis rumahan dan berjualan on-line, maka sepertinya belum perlu menyewa tempat. Dengan demikian, kira-kira modal awal Rp 10 juta.
  •  
  • Harga kaos Rp 150 ribu. Misalkan, dalam satu bulan terjual 80 kaos (80 x Rp 150 ribu) = Rp 13 juta. Omzet Anda berarti Rp 13 juta per bulan.

“Tips” mengembangkan bisnis clothing line

  • Masuk ke komunitas. Anda bisa masuk ke komunitas-komunitas untuk mengembangkan bisnis clothing line. Pendiri C59 Marius Widiyanto mengungkapkan, awal merintis produknya adalah dengan masuk ke komunitas yang ia ikuti, seperti perkumpulan pencinta terjun payung dan otomotif.
  • Kolaborasi. Anda bisa bekerja sama dengan produk yang berkaitan dengan anak muda, misalnya kafe, toko buku, atau toko sepatu lokal.
  • Kembangkan produk turunan fesyen, bisa celana, baju kerja, jaket, tas, tempat laptop, masker, dan lainnya.
  • Perkuat pemasaran melalui media sosial.
  • Daftarkan izin usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah Anda mengakses modal di perbankan.
  • Apabila omzet usaha melebihi Rp 500 juta per tahun, jangan lupa membayar Pajak Penghasilan (PPh) final usaha mikro kecil menengah (UMKM) 0,5 persen, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Misalkan, bisnis clothing line Anda mempunyai omzet Rp 1,2 miliar dalam satu tahun. Dengan adanya ketentuan batas peredaran bruto Rp 500 juta, maka hanya Rp 700 juta yang dikenakan PPh final 0,5 persen. Jadi, Rp 700 juta x 0,5 persen = Rp 3,5 juta.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version