Menu
in ,

Cara Bangun “Personal Branding” Agar Karier Gemilang

Pajak.com, Jakarta – Personal branding kerap dikaitkan dengan kemampuan seseorang membangun keahlian, kepercayaan, karakter, dan nilai atau persepsi positif yang dianggap menarik oleh lingkungan, utamanya lingkungan kerja atau usaha. Dengan demikian, membangun personal branding sangat penting agar karier atau bisnis Anda semakin gemilang. Pajak.com akan mengajak pembaca mengetahui secara lebih komprehensif apa dan bagaimana cara membangun personal branding yang tepat—sesuai karakter diri.

Dalam buku Strategi Branding, menurut Frischmann (2014), manusia memiliki brand yang melekat pada diri masing-masing. Sementara, personal branding merupakan aktivitas untuk membangun sisi profesional seseorang di hadapan orang lain, organisasi, dan perusahaan. Artinya, personal branding juga dapat digunakan sebagai upaya memperkuat dan mempertahankan eksistensi diri. Ada beberapa aspek untuk memengaruhi personal branding, yaitu pendidikan, gaya, dan perilaku sehari-hari.

Bila Anda tertarik membangun personal branding dengan lebih terencana, namun sesuai karakter—tidak manipulatif—berikut caranya:

  • Tentukan segmentasi 

Langkah pertama, Anda perlu menentukan segmen mana yang ingin dipilih untuk menunjukkan personal branding. Contohnya, target segmen untuk lingkungan kerja, sekolah, organisasi, komunitas, politik, profesi, atau pertemanan. Misalnya, untuk lingkungan kerja. Anda harus mulai menentukan ingin dikenal sebagai apa, si pekerja keras, si pekerja cepat, si pekerja teliti, si pekerja tidak kenal waktu, si pekerja santai tapi beres, si pekerja target, si pekerja penuh semangat, dan sebagainya.

  • Menentukan target

Menentukan target dan alokasi sumber daya yang efektif. Target dibuat karena sumber daya kita yang terbatas. Contoh sumber daya, yaitu energi, pikiran, dan waktu.

  • Tentukan posisi

Menentukan positioning penting untuk meningkatkan karier atau membangun jaringan bisnis yang kuat. Jangan berusaha menyabet semua keahlian atau segmen. Positioning juga penting untuk membedakan diri Anda dengan orang lain. Contoh positioning, yaitu seorang pekerja yang cakap membidik target penjualan, memiliki karakter kuat, fokus, gaya bicara yang bersahabat, dan penampilan yang menarik. Dengan mengetahui posisi, Anda akan tidak mudah terpengaruh atau memaksakan diri untuk menjadi orang lain.

  • Bangun diferensiasi 

Bila sudah menentukan posisi, biasanya Anda lebih mudah membangun diferensiasi. Hal itu bisa ditonjolkan dari keunikan atau karakter yang terbangun dengan sendirinya.

Ada tiga hal diferensiasi, yaitu konten, konteks, dan infrastruktur. Konten berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan pada target. Sementara konteks mengacu bagaimana cara kita menyampaikan konten. Sedangkan infrastruktur yang sifatnya mendukung kontek dan konteks. Contohnya, personal branding yang berhasil membangun diferensiasi sehingga mempunyai pasar tersendiri, yaitu penyanyi Didi Kempot, Agnes Mo, Isyana Sarasvati, dan sebagainya. Ketiga penyanyi ini memiliki perbedaan konten atau aliran musik, gaya pakaian, dan cara komunikasi dengan penggemar yang berbeda.

  • Bangun karakter

Kita juga bisa membangun karakter yang lebih positif dan unik. Hal ini untuk lebih memperkuat jati diri—siapa kita dan bagaimana kita. Contohnya, Barack Obama dan Donald Trump memiliki brand kuat namun karakter berbeda. Di dunia kerja, Anda juga harus membangun karakter, sehingga mudah dikenal dan diingat rekan kerja di kantor maupun stakeholder. Muaranya, karier dan bisnis Anda akan lebih cemerlang.

  • Berproses

Proses termasuk cara membangun personal branding. Adanya proses membantu memperbarui kualitas diri, seperti pekerjaan, produk, relasi, dan hubungan dengan orang lain.

  • Jaga reputasi dan konsistensi

Menjaga reputasi sangat penting dalam membangun personal branding. Terkadang, reputasi individu bisa buruk dengan seketika bila tidak dijaga, sehingga perlu membangun kembali reputasi dari nol. Ingat, tidak mudah membangun kembali kepercayaan atasan atau rekan kerja. Jangan merusak semua yang telah dipupuk.

Misalnya, artis yang terkena skandal membutuhkan waktu dan pemulihan nama baik. Contoh lainnya, pekerja yang melakukan kesalahan besar harus membangun karier lagi dari awal karena diberhentikan atau turun jabatan. Seperti dalam serial film “Inventing Anna”, teman Anna Delvey yang bernama Rachel DeLoache Williams, seorang editor foto Vanity Fair di New York City, harus menanggung malu, bahkan diberhentikan karena menggunakan kartu kredit kantor untuk membayar liburan di Maroko. Karier Rachel hancur seketika.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version