Menu
in ,

Bank Dunia Beri Pinjaman Rp 11 Triliun Untuk Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Bank Dunia (World Bank) menyetujui pemberian pinjaman senilai 800 juta dollar AS atau setara Rp 11,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) untuk Indonesia. Pinjaman itu untuk mendukung transformasi kebijakan investasi dan perdagangan, sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan, Covid-19 telah menambah tantangan Indonesia untuk menarik investasi asing. Pandemi juga telah menghambat Indonesia untuk masuk ke dalam rantai nilai global. Tantangan itu akhirnya memperlambat pertumbuhan sektor manufaktur dan non-komoditas. Akibatnya, sebagian besar lapangan kerja dalam beberapa dekade terakhir dihasilkan dari sektor komoditas dan layanan berproduktivitas rendah.

Di sisi lain, pandemi membuat Indonesia memasuki resesi pertama dalam dua dekade terakhir. Hal ini telah memperburuk tantangan yang dihadapi perekonomian, khususnya pengembangan ke sektor yang lebih bernilai tinggi untuk masyarakat.

“Pemerintah sedang menjalankan program reformasi besar untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia. Reformasi ini memiliki potensi mendukung transformasi ekonomi untuk beralih dari sektor komoditas kepada sektor dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi pascapandemi,” jelas Satu Kahkonen, melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (16/6).

Dengan demikian, pembiayaan yang digelontorkan Bank Dunia akan dialokasikan untuk dua prioritas. Pertama, meningkatkan investasi dengan membuka lebih banyak sektor bagi investasi swasta, khususnya investasi asing, penambahan tenaga profesional berketerampilan tinggi di pasar tenaga kerja, serta mendorong investasi swasta pada energi baru terbarukan.

“Peningkatan investasi yang diharapkan akan dipicu oleh reformasi yang membutuhkan pengelolaan lingkungan yang hati-hati. Bank Dunia juga akan bekerja sama dengan mitra pembangunan lainnya untuk membantu pemerintah memperkuat upaya pengelolaan lingkungan di semua sektor,” jelasnya. Kedua, Bank Dunia mendukung reformasi kebijakan perdagangan untuk mendorong daya saing dan pemulihan ekonomi. “Tujuannya adalah meningkatkan akses dan keterjangkauan harga komoditas pangan pokok maupun bahan baku serta memfasilitasi akses kepada input manufaktur,” tambah Satu Kahkonen.

Bank Dunia optimitis perekonomian Indonesia mampu kembali pulih dari pandemi Covid-19. Dalam laporannya, bank yang berdiri sejak 1944 ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 mencapai 4,4 persen. Angka ini meningkat 0,2 persen dari prediksi Bank Dunia sebelumnya pada bulan Januari 2021, yakni sebesar 4,8 persen. Bahkan Bank Dunia sudah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen di tahun 2022.

Pemulihan ekonomi masih akan sangat bergantung dari kapabilitas masing-masing negara, termasuk Indonesia dalam menjalankan komitmen vaksinasi dan kedisiplinan masyarakat untuk mematuhui protokol kesehatan Covid-19.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version