in ,

Penerimaan Nasional Tak Capai Target, Begini Kinerja Setoran Pajak Per Sektor Usaha

Kinerja Pajak
FOTO: Dok. KLI Kemenkeu

Penerimaan Nasional Tak Capai Target, Begini Kinerja Setoran Pajak Per Sektor Usaha

Pajak.comJakarta – Kinerja penerimaan pajak sepanjang tahun anggaran 2024 hanya mencapai Rp1.932,4 triliun, atau 97,2 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengungkapkan, kegagalan mencapai target ini salah satunya disebabkan oleh penurunan setoran pajak dari beberapa sektor industri utama pada paruh pertama tahun 2024, meski pada paruh kedua mengalami pemulihan dengan pertumbuhan yang signifikan.

“Secara tahunan, penerimaan pajak pada kuartal pertama dan kedua masih lebih rendah dibandingkan tahun 2023. Namun, terjadi turnaround (pembalikan arah) pada kuartal ketiga dan keempat 2024,” kata Anggito dalam Konferensi Pers APBN 2024, di Jakarta, dikutip Pajak.com, Selasa (07/01).

Menurutnya, kondisi ekonomi global serta moderasi harga komoditas, khususnya di sektor pertambangan dan kelapa sawit (CPO), turut memengaruhi kinerja penerimaan pajak. Jika dirinci per sektor, industri pengolahan yang menyumbang 25,8 persen dari total penerimaan pajak mencatat kinerja negatif pada awal tahun.

Baca Juga  Data Faktur Pajak di ”Core Tax” Tak Muncul? Ikuti Solusi dari DJP Berikut Ini

Pada kuartal pertama, setoran pajak industri ini turun 13,4 persen, diikuti penurunan 16,7 persen pada kuartal kedua. Namun, pada kuartal ketiga terjadi peningkatan dengan pertumbuhan 9,9 persen, dan kuartal keempat tumbuh signifikan sebesar 24,3 persen.

“Industri pengolahan ini positif, sebagian besar karena CPO dan juga karena beberapa industri pengolahan lainnya,” imbuh Anggito.

Sektor perdagangan yang berkontribusi 25,5 persen terhadap total penerimaan pajak juga menunjukkan perbaikan yang konsisten sepanjang 2024. Meski mengalami penurunan 6 persen pada kuartal pertama, sektor ini kembali tumbuh 1,1 persen pada kuartal kedua, 13,8 persen pada kuartal ketiga, dan 20,3 persen pada kuartal keempat.

Industri keuangan dan asuransi juga menunjukkan tren positif sepanjang tahun dengan pertumbuhan setoran pajak sebesar 13,9 persen pada kuartal pertama, 11,4 persen pada kuartal kedua, 11,5 persen pada kuartal ketiga, dan 23,6 persen pada kuartal keempat. Sektor ini menyumbang sekitar 13,5 persen dari total penerimaan pajak.

Baca Juga  Sri Mulyani Keluarkan PMK 12/2025 Tentang Insentif PPN DTP Kendaraan Listrik Roda 4

Namun, sektor pertambangan mencatatkan kinerja yang berfluktuasi. Pada kuartal pertama dan kedua, setoran pajak anjlok hingga minus 58,5 persen dan 59,5 persen. Akan tetapi, sektor ini mengalami pemulihan pada kuartal ketiga dengan pertumbuhan 23,2 persen, dan pada kuartal keempat melonjak tajam dengan pertumbuhan 59,6 persen.

Sementara itu, sektor konstruksi dan real estat tumbuh stabil sepanjang tahun. Pada kuartal pertama, pertumbuhannya mencapai 4,4 persen, meningkat menjadi 9,6 persen pada kuartal kedua, dan mencapai 25,6 persen pada kuartal keempat.

Anggito juga menyebutkan bahwa sektor jasa perusahaan, yang menyumbang bagian penting dari penerimaan pajak, konsisten tumbuh tinggi dari kuartal pertama hingga kuartal keempat, dengan pertumbuhan masing-masing 15 persen, 14,8 persen, 20,9 persen, dan 25,7 persen.

Baca Juga  Falcon Strategic Consulting Bantu Wajib Pajak Atasi Kendala Penggunaan ”Core Tax”  

Adapun sektor informasi dan komunikasi, meskipun merupakan penyumbang terkecil dengan porsi 3,5 persen, menunjukkan pertumbuhan yang tidak stabil. Pada kuartal pertama tumbuh 23 persen, melambat pada kuartal kedua menjadi 17,1 persen, anjlok pada kuartal ketiga dengan minus 7,3 persen, sebelum akhirnya pulih pada kuartal keempat dengan pertumbuhan 21,5 persen.

Kinerja penerimaan pajak di sektor-sektor lain juga bervariasi, Anggito menyebut hal ini menunjukkan dampak yang signifikan dari perubahan ekonomi global dan nasional sepanjang 2024. Secara keseluruhan, lanjut Anggito, meskipun kinerja penerimaan pajak pada 2024 tidak mencapai target APBN, beberapa sektor menunjukkan perbaikan yang signifikan pada paruh kedua tahun ini, sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan domestik.

“Jadi, Anda bisa melihat bahwa perubahan dari kondisi global dan kondisi ekonomi makro nasional itu berpengaruh kepada penerimaan pajak,” pungkasnya.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *