Menu
in ,

Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi, Apa Hubungannya?

Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi, Apa Hubungannya?

FOTO: IST

Ilmu makroekonomi berkaitan dengan berbagai tujuan, antara lain peningkatan tingkat PDB riil, kenaikan tingkat produktivitas, hingga realisasi tingkat pengangguran yang rendah. Tak kalah pentingnya juga dengan stabilitas harga. Kebijakan moneter dan fiskal berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya inflasi.

Sulit untuk menjabarkan dengan sederhana mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan harga. Di banyak negara maju ditemukan hubungan negatif antar keduanya, tetapi kebalikan pada negara berkembang, di mana ternyata pertumbuhan ekonomi dan inflasi berhubungan positif. Ketika tingkat inflasi cenderung tinggi, pertumbuhan ekonomi, investasi, dan tingkat ekspor akan terpengaruh secara negatif.

Sampai saat ini, belum ada satu definisi yang pasti mengenai hubungan keduanya. Beberapa ekonom melakukan penelitian yang hasilnya beragam, ada yang beranggapan hubungan keduanya bersifat positif, negatif, bahkan netral.

Menurut Fisher (1993), terdapat hubungan negatif antara keduanya. Sedangkan menurut Mallik dan Chowdhury (2001), hubungan tersebut bersifat positif. Lain halnya dengan Sidrauski (1967), tidak ditemukan hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Peneliti lain, Ghosh dan Phillips (1998) mempelajari hubungan keduanya dan menemukan hubungan positif tersebut ketika tingkat inflasi rendah, namun hubungan ini menjadi negatif ketika tingkat inflasi tinggi. Dengan begitu, berbagai studi berusaha mencari hubungan antara keduanya dari perspektif nonlinier dengan mempertimbangkan nilai tertentu di mana inflasi mulai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara negatif. 

Dilihat dari perspektif neoklasik, inflasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menggeser distribusi pendapatan ke arah investasi yang meningkatkan tabungan dan dengan demikian. Selain itu, menurut Keynesian, inflasi dapat meningkatkan pertumbuhan dengan menaikkan tingkat keuntungan sehingga meningkatkan investasi swasta. Di sisi lain, studi empiris menunjukkan mengapa keduanya berhubungan negatif.

Pertanyaan berikutnya adalah mungkinkan terjadi pertumbuhan ekonomi tanpa dibayangi konsekuensi inflasi? Jawabannya adalah bisa terjadi. Hal ini dapat terjadi jika ada peningkatan produktivitas yang menyebabkan biaya yang lebih rendah dan output yang lebih tinggi pada saat yang sama. Yang artinya, pertumbuhan output harus diimbangi dengan jumlah uang beredar. Misalnya jika PDB tumbuh sebesar 1% dan jumlah uang beredar meningkat sebesar 1% pada periode yang sama, maka tidak akan terjadi inflasi.

Inflasi tidak melulu buruk. Inflasi yang stabil di kisaran 2% akan mendorong pertumbuhan investasi dan bisnis serta permintaan konsumsi masyarakat. Jika harga turun–atau disebut sebagai deflasi–banyak investor atau perusahaan yang mungkin ragu untuk berinvestasi yang menyebabkan pengangguran  meningkat. Selain itu, inflasi juga dapat mempermudah individu dengan memberikan upah yang lebih tinggi untuk melunasi hutang.

 

Penulis Adalah Mahasiswi Universitas Indonesia, Fakultas: Ekonomi dan Bisnis, Jurusan: Ilmu Ekonomi, Angkatan: 2020

* Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini Sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version