Menu
in ,

Komitmen Untuk Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah

Pajak.com, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan ada beberapa tantangan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya adalah masih rendahnya pengetahuan tentang literasi ekonomi dan keuangan syariah di masyarakat.

“Literasi ekonomi syariah ini masih rendah. Karena itu, pemahaman ekonomi dan keuangan syariah pastinya akan kita tingkatkan,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulis, Senin (26/04).

Ia menambahkan, literasi ekonomi syariah penting untuk diberikan kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dengan jalur pendidikan misalnya, telah dibuka prodi ekonomi dan keuangan syariah di beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Islam Negeri, Universitas Indonesia, Universitas Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro dan Universitas Airlangga.

“Jadi, yang betul-betul terbangun sebagai sumber daya manusia yang paham betul, yang menguasai secara utuh tentang keuangan syariah, tentang industri halal, ini baru kita bangun belakangan ini, kita usahakan melalui berbagai perguruan tinggi dan pendidikan-pendidikan lainnya. Itu beberapa hal yang menurut saya penting,” tambahnya.

Wapres menjelaskan, literasi ekonomi syariah juga diberikan untuk membangun, mengedukasi, menyosialisasikan melalui berbagai jaringan, baik melalui Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), lembaga keuangan syariah dan mitra-mitra kerja KNEKS, seperti Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).

“Baik melalui komite ekonomi dan keuangan syariah yang kita bangun, melalui mitra-mitra kerja daripada komite nasional ini, dan ada pula beberapa lembaga seperti MES, ini juga nanti akan berperan dalam mengembangkan literasi, yang paling kuat itu ada IAEI,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga melibatkan e-commerce untuk mengedukasi dan memasarkan produk-produk halal dengan slogan bernada Islami. Tidak hanya itu saja, jaringan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta pondok pesantren ikut andil dalam upaya-upaya pengembangan sosialisasi dan literasi ekonomi syariah.

“Sektor keuangan itu ada BMT (Baitul Maal Tamwil) di sana (ormas), kemudian sektor riil-nya ada koperasi-koperasi di pesantren, bahkan juga ada pertanian yang modern itu juga sudah mulai ada, dan dengan melalui BLK-BLK (Balai Latihan Kerja) di pesantren. Semua ini menjadi bagian daripada pengembangan sosialisasi maupun juga literasi,” imbuhnya.

Wapres berharap target pemerintah mengubah Indonesia dari konsumen halal menjadi produsen halal dapat segera disosialisasikan, agar sistem yang telah dibangun oleh pemerintah dapat mendukung para pengusaha berbasis syariah dari seluruh level, sehingga akan semakin berkembang.

“Ini harus juga kita sosialisasikan kepada masyarakat, karena itu pengusaha-pengusaha yang berbasis syariah ini akan kita tumbuhkan baik itu pengusaha kecil maupun juga pengusaha besar. Ini bagian daripada ekosistem yang kita bangun itu,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version