Menu
in ,

IHSG di Zona Merah, Pengaruh Putusan MK UU Ciptaker

Pajak.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabunngan (IHSG) berada di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini. IHSG turun cukup tajam sebesar 2,06 persen sehingga mengembalikan posisi ke level 6.561,55, setelah dua hari beruntun mengalami penguatan. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, penurunan IHSG disebabkan oleh anjloknya kinerja sembilan sektor, sementara perusahaan sekuritas menilai, pasar kembali khawatir akan kebijakan tapering The Fed, ditambah pengaruh sentimen putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker). MK menilai bahwa UU itu inkonstitusional dan membutuhkan revisi.

BEI mencatat, sektor yang turun paling dalam selama sepekan adalah sektor perindustrian anjlok 3,61 persen, barang baku turun 2,81 persen, energi tergerus 2,60 persen, properti tumbang 2,52 persen, keuangan merosot 2,23 persen.

Kemudian, sektor barang konsumsi nonprimer turun 2,03 persen, barang konsumsi primer turun 1,88 persen, infrastruktur melorot 1,55 persen, teknologi tergerus 1,23 persen, transportasi dan logistik turun 0,85 persen. Dengan demikian, hanya sektor kesehatan yang menguat 0,24 persen.

Selama sepekan, total volume transaksi bursa mencapai 28,42 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 16,47 triliun. Sebanyak 476 saham turun harga, hanya 99 saham yang menguat dan 98 saham stagnan. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 145,74 miliar di seluruh pasar.

Namun, di tengah penurunan IHSG, asing masih melakukan net buy cukup besar, meliputi,

Pertama, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 681,5 miliar. Saham TLKM ditutup menguat tipis 0,25 persen ke Rp 4.010 per saham. Total volume perdagangan saham TLKM mencapai 292,5 juta dengan total nilai transaksi Rp 1,2 triliun.

Kedua, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga banyak diborong asing sebesar Rp 32,8 miliar. Namun, saham TBIG ditutup turun 1,98 persen ke Rp 2.970 per saham. Total volume perdagangan saham TBIG mencapai 65,56 juta dengan total nilai transaksi Rp 197,0 miliar. Ketiga, investor asing banyak mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 25,8 miliar, tapi saham BMRI tetap ditutup anjlok 3,40 persen ke Rp 7.100 per saham. Total volume perdagangan saham BMRI mencapai 55,89 juta dengan total nilai transaksi Rp 399,3 miliar.

Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengatakan, pergerakan IHSG ini sejalan dengan bursa regional Asia yang juga bergerak melemah.

“Hal ini terpicu akan munculnya varian virus baru menambah kekhawatiran tentang pertumbuhan di masa depan dan suku bunga AS yang lebih tinggi. Sentimen lainnya, pelaku pasar berspekulasi mengenai akselerasi terhadap tapering The Fed. Kebijakan moneter tersebut dikhawatirkan akan membuka ruang kenaikan suku bunga Amerika Serikat,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas.

Sementara itu dari dalam negeri, sentimen datang dari putusan MK terkait UU Ciptaker yang mempengaruhi IHSG. MK dalam putusannya, memerintahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama pemerintah untuk memperbaiki UU Ciptaker dalam jangka waktu dua tahun ke depan.

“Hal ini tampaknya direspons negatif oleh pasar. Pasar khawatir ini akan menjadi ganjalan dalam menarik investor untuk berinvestasi di dalam negeri,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version