Menu
in ,

BEI: IHSG Melemah 0,59 Persen Jelang Akhir Tahun

Pajak.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,59 persen menjadi 6.601,932 jelang akhir tahun (periode 20–24 Desember 2021). Nilai kapitalisasi pasar juga tergerus sebesar 0,57 persen Rp 8.231,797 triliun dari Rp 8.278,743 triliun dibandingkan tahun lalu. Penurunan juga tampak pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang mengalami penurunan sebesar 0,18 persen menjadi 23,360 miliar saham dari 23,403 miliar saham. Penurunan itu memantik pula anjloknya rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa sebesar 16,01 persen, yaitu menjadi Rp 10,520 triliun dari Rp 12,525 triliun.

BEI juga mencatat, investor asing mencatat net sell Rp 71,95 miliar dan net buy Rp 291,74 miliar. Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar yang diminati oleh investor asing adalah PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) Rp 140,7 miliar, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) Rp 87,2 miliar, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp 61,6 miliar. Sementara saham-saham dengan penjualan bersih terbesar adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 60,3 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 42,9 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 17,4 miliar.

Adapun top gainers LQ45 (saham yang menguat), meliputi:

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 3,53 persen.
  • PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 3,26 peren.
  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2,94 persen.

Sementara itu, top losers LQ45 (saham yang menurun), terdiri dari:

  • PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) -3,23 persen
  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -1,20 persen
  •  PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) -0,94 persen

Berdasarkan sektor, BEI mencatat sejumlah saham yang menguat dalam sepekan jelang akhir tahun, antara lain barang konsumsi nonprimer melonjak 2,20 persen, energi melesat 1,54 persen, barang baku menguat 0,84 persen, barang konsumsi primer naik 0,43 persen.

Sedangkan tujuh sektor justru berakhir di zona merah, yakni  sektor transportasi dan logistik terjun 1,59 persen, teknologi melorot 0,85 persen, perindustrian melemah 0,68 persen, kesehatan tergerus 0,45 persen, properti dan real estate turun 0,28 persen, infrastruktur melemah 0,22 persen, keuangan turun 0,12 persen.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Dimas Pratama sebelumnya dalam risetnya menilai meskipun IHSG turun menjelang akhir tahun, namun perkembangan mengenai varian Omicron serta pemberian izin darurat bagi obat COVID-19 produksi Pfizer akan berimbas positif terhadap kinerja IHSG di akhir tahun 2021 nanti.

“Pergerakan indeks acuan berpotensi kembali menguat pada rentang 6.500–6.620,” kata Dimas.

Kepada Pajak.comSenior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina mengatakan, secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687.

“Ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi pascapenyebaran varian Omicron diperkirakan masih akan membebani pergerakan dan melemahnya IHSG pada Desember akhir tahun ini. Rencana bank sentral AS, The Fed untuk mempercepat penyelesaian tapering juga menjadi katalis negatif bagi IHSG. Namun, IHSG masih berpotensi menguat karena adanya window dressing (strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi) di akhir tahun,” jelas Martha dalam pesan singkat, pada (25/12).

Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan investor untuk mengkombinasikan portofolio investasi di akhir tahun 2021. Misalnya saham-saham yang defensif, seperti sektor telekomunikasi. Lalu, dikombinasikan dengan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industri.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version