Menu
in ,

ALAMI Akuisisi BPRS Kembangkan Pembiayaan Syariah

Pajak.com, Jakarta – Setelah berhasil membangun fintech peer-to-peer (P2P) lending syariah, PT ALAMI Fintek Sharia (ALAMI) mengakuisisi salah satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang berlokasi di Jakarta. Proses akuisisi itu dilakukan secara bertahap dan nilainya telah mencapai Rp 50 miliar.

Chief Executive Officer ALAMI Dima Djani mengatakan, akan mengumumkan nama Bank Perkreditan Rakyat Syariah itu secepatnya. Namun, yang pasti perusahaan akan mengembangkan lembaga keuangan syariah melalui penerapan teknologi demi meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme layanan. Dengan begitu BPRS dapat bersaing di tengah disrupsi lembaga keuangan digital.

“Memang jika kebanyakan bank yang mengakuisisi fintech, kami justru lakukan hal sebaliknya. Tapi bagi saya, langkah akuisisi ini bukan latah, tetapi dilakukan untuk turut memajukan industri keuangan syariah di Indonesia. Sekaligus mewujudkan amanah pemerintah agar keuangan syariah lebih mengambil peran dalam inklusi keuangan di Indonesia. Kami akan infokan nama (BPRS) dalam minggu-minggu mendatang,” kata Dima dalam keterangan resmi yang diterima Pajak.com, pada (17/5).

Perusahaan yang berdiri sejak empat tahun lalu ini terus berkembang menjadi salah satu fintek peer to peer lending syariah terdepan di Indonesia. Bahkan, Dima menyebut, kinerja pertumbuhan ALAMI di tengah pandemi justru melaju cepat, yakni mencapai 1.000 persen dibanding kuartal I-2020.

Pada kuartal I-2021, ALAMI mencatat, realisasi penyaluran pembiayaan kepada ribuan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar Rp 200 miliar. Adapun secara total penyaluran kredit UMKM yang dilakukan ALAMI mencapai Rp 600 miliar. Penyaluran pinjaman itu diikuti dengan kualitas rasio kredit macet yang saat ini masih nol persen.

ALAMI juga fokus berkolaborasi memperluas jangkauannya bersama startup, seperti eFishery (sektor perikanan/kelautan) dan BukaPengadaan dari Bukalapak (sektor e-procurement). Untuk memperkuat barisan institutional funders, ALAMI juga bekerja sama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan sejumlah BPRS di Indonesia.

“Masih banyak peluang potensial yang bisa kami eksplorasi, khususnya BPRS di daerah. Kunjungan kami terbaru ke Sragen menunjukkan BPRS punya potensi untuk lebih berkembang mengingat jumlah UMKM dari berbagai sektor yang terus naik,” kata Dima.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori, untuk memajukan industri syariah, adanya ketersediaan pendanaan dari industri keuangan syariah menjadi hal yang esensial harus dipenuhi. Jaminan pasokan pendanaan dari lembaga keuangan ini akan menggairahkan sektor usaha riil berbasis syariah yang potensinya cukup besar, seperti industri makanan, pertanian, hingga pariwisata.

“Kuncinya ada pada penyalurannya ke sektor riil, karena akan percuma kalau hanya mengendap begitu saja, Tren pembiayaan syariah juga sangat positif dengan pertumbuhan 8 persen di saat pandemi seperti ini. Syariah harus jadi pilihan rasional buat semua orang dan bukan pilihan suatu agama tertentu saja. Artinya harus efisien dan mengikuti kemajuan zaman,” kata Anwar.

Industri syariah di Indonesia memang sangat potensial dan terus berkembang. Bank Indonesia (BI) mencatat, saat ini industri syariah Indonesia berada pada peringkat keempat di dunia. Posisi ini meningkat dari peringkat 11 pada tahun 2016.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version