Menu
in ,

3 Hal Penting Agar Tidak Terjebak Penipuan Asmara

3 Hal Penting Agar Tidak Terjebak Penipuan Asmara

FOTO : IST

Pajak.comJakarta – Film dokumenter Netflix, The Tinder Swindler, mengingatkan kita bahwa menemukan “cinta sejati” di era digitalisasi bisa menjadi hal yang menakutkan. Film itu sekaligus mengingatkan kita bahwa ada isu lainnya yang lebih mencengangkan dari sekadar kencan modern, yaitu penipuan asmara (romance scams).

Film ini mencatat kisah aneh dan mengejutkan dari Simon Leviev atau Simon Hayut, seorang penipu berantai yang mengaku sebagai miliarder dan pewaris kerajaan berlian di aplikasi kencan populer, Tinder. Simon mengorbankan banyak wanita di berbagai negara dan berhasil mencuri lebih dari 1 juta dollar AS demi mendanai gaya hidupnya yang melampaui batas.

Faktanya, semakin banyak masyarakat modern—terutama perempuan—yang menjadi mangsa penipuan asmara. Menurut Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), dalam lima tahun terakhir orang telah melaporkan kehilangan 1,3 miliar dollar AS karena penipuan asmara.

Pada tahun 2021 saja, tren penipuan asmara naik hampir 80 persen dibandingkan tahun 2020 dengan total kerugian mencapai 547 juta dollar AS. Dan kerugian terbesar yang dilaporkan untuk penipuan asmara dibayar dalam mata uang kripto senilai 139 juta dollar AS pada tahun 2021.

“Itu lebih dari enam kali lipat kerugian yang dilaporkan pada 2017 dan peningkatan hampir 80 persen dibandingkan dengan 2020. Median individu yang melaporkan kerugian pada 2021 adalah 2.400 dollar AS,” kata FTC dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

Untuk itu, penting bagi kita agar lebih waspada dan mengetahui sejumlah batasan jika ingin bersosialisasi terutama mencari teman kencan lewat platform on-line. Berikut tiga hal yang patut Anda ketahui untuk menghindari penipuan asmara sehingga tak ada korban-korban lain seperti di Tinder Swindler. 

Waspadai “Love Bombing”

Love bombing adalah cara untuk memengaruhi pasangan menggunakan kasih sayang dan kebaikan yang cenderung berlebihan. Love bombing dilakukan agar pasangan yang menerima perhatian itu menjadi ketergantungan. Dalam kasus yang banyak terjadi, penipu asmara menggunakan kedok hubungan pribadi untuk mengeksploitasi kepercayaan korban mereka dan mendapatkan keuntungan finansial.

Penipu asmara menggunakan berbagai teknik perawatan dan komunikasi yang terampil, praktik rekayasa sosial, dan taktik pelecehan psikologis untuk mendapatkan kepatuhan dari korbannya. Secara perlahan, harga diri dan kemandirian korban menjadi lemah, sehingga mudah dipermainkan oleh si penipu asmara. Akibatnya, korban yang terkena love bombing menjadi sulit membedakan antara cinta yang sehat dan strategi jahat. Artinya, love bombing adalah bentuk pelecehan emosional yang membuat Anda rentan untuk terluka.

Jangan mudah tergoda penampilan 

Profil di platform kencan on-line yang dibuat para penipu asmara adalah kebohongan yang dikuratori dengan cermat. Jangan terbawa oleh apa yang terlihat bagus sambil mengabaikan tanda bahaya yang jelas terlihat. Seringkali, wanita terpikat oleh gaya hidup kaya yang diproyeksikannya dan tidak mengindahkan naluri mereka sendiri.

Simon Leviev sosok penipu dalam film itu memikat wanita dengan profil Tindernya yang mencolok dan gerakan romantis yang melibatkan perjalanan pesawat pribadi, liburan hotel mewah, dan makanan restoran kelas atas. Simon menyapu korbannya dari kaki mereka melalui kemewahannya.

Dia bertindak seperti pengusaha besar yang menjalani kehidupan yang begitu sibuk, tetapi masih meluangkan waktu untuk mengenal wanita yang dia minati. Hampir semua korbannya mengikuti undangan Simon untuk bepergian dengannya tepat setelah pertemuan pertama mereka. Aturan praktisnya adalah jika Anda berpikir hal itu tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka perlu diwaspadai bahkan segera tinggalkan agar tidak semakin dalam terjebak dalam perangkapnya.

Tidak mengambil keputusan keuangan di saat tertekan

Kencan tidak harus dilihat sebagai kompetisi lari cepat. Ini lebih seperti maraton yang memungkinkan kedua belah pihak untuk menguji kompatibilitas mereka. Dalam kasus ini, Simon mengambil keuntungan dari wanita dengan membuat mereka jatuh cinta padanya sebelum menyandera mereka untuk masalah dan kebutuhan keuangan mendadak.

Padahal, konsistensi dan kepercayaan adalah dasar untuk hubungan yang sukses. Simon menunggu sampai dia tahu bahwa jarinya sudah melilit korbannya sebelum dia memanfaatkannya. Para korbannya melakukan banyak hal, seperti mengiriminya tabungan seumur hidup, memaksimalkan batas kartu kredit, dan bahkan mengambil pinjaman besar untuk menopang kebutuhan finansialnya.

Maka, ada baiknya Anda meminta waktu kepada pasangan untuk bisa berpikir jernih dan tidak di bawah tekanan jika ingin memutuskan untuk meminjamkan uang dalam jumlah yang sangat besar—apalagi sampai mengajukan pinjaman on-line (pinjol).

Anda perlu mundur selangkah, menarik napas dalam-dalam sebelum memutuskannya. Misalnya, jika Anda mengambil pinjol Rp 50 juta demi menolong si dia, Anda harus berpikir risiko apa yang akan terjadi jika Anda tidak bisa mendapatkan uangnya kembali.

Intinya, selalu berkepala dingin dan mengakui pada diri sendiri kalau perilaku pasangan yang meminta uang sudah berlebihan—enough is enough. Dan Anda juga harus berani mengatakan tidak, terutama ketika nilai atau keselamatan Anda menjadi ancamannya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version