in ,

Presiden Prabowo Ajak Kolaborasi Investor Tiongkok Garap Proyek Strategis di Indonesia

Presiden Prabowo Ajak Kolaborasi Investor Tiongkok
FOTO: IST

Presiden Prabowo Ajak Kolaborasi Investor Tiongkok Garap Proyek Strategis di Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto ajak investor asal Tiongkok untuk kolaborasi dalam menggarap proyek-proyek strategis di Indonesia. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prabowo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyaksikan langsung penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama di Indonesia-Cina Business Forum (ICBF) 2024.

Prabowo menekankan pentingnya kerja sama ini untuk mempercepat investasi, khususnya di sektor energi. Ia menyampaikan optimisme tinggi bahwa kolaborasi ini dapat mendongkrak perekonomian Indonesia dan meningkatkan stabilitas ekonomi di kawasan Asia.

“Kami sangat optimis. Kami sangat mendorong prospek ini, dan kami percaya bahwa kolaborasi erat antara Indonesia dan Cina akan menjadi faktor untuk menstabilkan dan meningkatkan suasana kerja sama regional,” ujar Prabowo dikutip Pajak.com pada Senin (11/11).

Baca Juga  Defisit APBN 2024 Capai 2,29 Persen, Tembus Rp507,8 Triliun 

Penandatanganan sejumlah kesepakatan di forum tersebut menunjukkan nilai investasi yang sangat besar, mencapai 10 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 156,19 triliun. Kesepakatan ini melibatkan berbagai perusahaan Indonesia dan korporasi besar Tiongkok, termasuk dalam pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT) dan infrastruktur pendukung energi bersih lainnya.

Beberapa proyek yang disepakati mencakup pembangkit listrik tenaga air dan pengembangan sistem pendukung energi terbarukan, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi energi bersih di Indonesia.

Bahlil menilai forum ini sebagai momentum penting bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi asing, khususnya di sektor energi berkelanjutan. “Kerja sama dengan Tiongkok akan mempercepat upaya kita dalam menargetkan sedikitnya 60 persen pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan,” kata Bahlil.

Baca Juga  Pemerintah Putuskan Tarif Listrik Tetap dan Berikan Diskon untuk Rumah Tangga

Salah satu nota kesepahaman yang ditandatangani di ICBF 2024 adalah kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan SDIC Power Holdings Co., Ltd., terkait pengembangan dan penciptaan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

Selain itu, PT PLN juga melakukan kesepakatan dengan PT Huawei Tech Investment untuk studi percepatan transformasi digital pada industri ketenagalistrikan guna mendukung transisi energi di Indonesia.

Kesepakatan-kesepakatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua negara, dan menjadi contoh kerja sama yang saling menguntungkan bagi negara-negara lain di kawasan Asia.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *