Menko Airlangga Dorong Optimisme Indonesia dan Rusia untuk Tingkatkan Hubungan Bisnis dan Perdagangan
Pajak.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat kolaborasi strategis dengan mitra global untuk memperluas peluang ekonomi dan investasi. Salah satunya dengan Rusia, yang ditandai melalui penyelenggaraan Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta, Senin (14/4). Forum ini menjadi momen penting untuk mendorong kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya dalam memperluas jejaring bisnis dan meningkatkan volume perdagangan.
Dalam forum bertajuk Russia-Indonesia Strategy of Partnership, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan optimisme bahwa hubungan Indonesia-Rusia dapat berkembang lebih erat. Forum ini mempertemukan lebih dari 30 perusahaan Rusia dari berbagai sektor, seperti digital, pangan, peralatan industri, hingga teknologi khusus.
“Kerja sama antara KADIN Indonesia dan Roscongress Foundation menjadi kunci untuk menghadirkan solusi nyata sesuai kebutuhan pelaku bisnis kedua negara,” kata Airlangga saat membuka sesi pleno forum tersebut, dikutip Pajak.com pada Selasa (15/4/2025).
Roscongress Foundation, sebagai penyelenggara utama forum bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi antara pelaku usaha dari kedua negara. Forum ini sekaligus memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di kawasan Eurasia.
Deputi Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov juga menegaskan pentingnya percepatan kerja sama strategis. Ia menyebut bahwa sektor pertanian dan energi menjadi prioritas kerja sama, dan mendorong percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).
“Untuk mendukung keberlanjutan kerja sama, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) diharapkan dapat segera terwujud dan ditandatangani pada tahun ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga memaparkan kebijakan domestik yang memperkuat daya tarik Indonesia sebagai mitra investasi strategis, salah satunya melalui pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Saat ini, pemerintah mengelola 25 KEK yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari 13 KEK industri, 8 KEK pariwisata, 3 KEK digital, dan 1 KEK aero technic.
Melalui pemberian berbagai fasilitas dan insentif khusus, KEK diharapkan dapat menjadi magnet investasi serta menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia.
Airlangga juga menekankan strategi hilirisasi industri sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Fokus kebijakan ini mencakup sektor-sektor unggulan seperti nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, dan petrokimia. Dengan hilirisasi, Indonesia berupaya meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta meningkatkan daya saing global.
Selain itu, transformasi digital juga menjadi prioritas utama. Airlangga menyebut bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menyentuh hampir 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2030. Dukungan kebijakan dari Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di tingkat ASEAN pun diyakini dapat menggandakan kontribusi ekonomi digital kawasan hingga mencapai 2 triliun dolar AS.
Kerja sama Indonesia dan Rusia juga terbuka di berbagai sektor lainnya, seperti teknologi siber, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia sebagai bagian dari diplomasi pendidikan dan penguatan sumber daya manusia.
“Saya berharap pertemuan kali ini akan menghasilkan pemahaman dan kesepakatan business-to-business yang lebih mendalam, menambah kesempatan akses pasar, dan prospek investasi baru antara Indonesia dan Rusia,” tutur Airlangga.
Ia optimistis bahwa forum ini akan membuka jalan bagi investasi konkret di bidang energi terbarukan, teknologi, dan manufaktur yang dapat membawa dampak jangka panjang bagi kedua negara.
Comments