in ,

Luhut Optimistis Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke 8 Persen

FOTO : IST

Luhut Optimistis Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke 8 Persen

Pajak.com, Jakarta — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus angka 8 persen dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Salah satu penggerak utama target ambisius ini adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk sekolah, balita hingga ibu hamil yang telah menjadi prioritas nasional.

“Lima tahun mendatang atau lima sampai sepuluh tahun mendatang. Saya percaya kita akan bisa bertumbuh secara ekonomi 8 bahkan 9 persen. Kita telah melakukan kajian di dalam Dewan Ekonomi Nasional,” ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, pada Kamis (12/6/25).

Luhut menekankan bahwa saat ini Indonesia berada pada jalur strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, dengan sejumlah proyek besar yang tengah dijalankan. Salah satu di antaranya adalah program MBG yang dianggap mampu menciptakan dampak ekonomi secara luas, terutama dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah.

Program tersebut, menurut Luhut, bukan hanya soal intervensi sosial, tetapi juga investasi jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp163 triliun untuk menjalankan program ini, dan tahun depan nilainya diperkirakan mencapai Rp160 triliun.

“Ini adalah satu program yang sangat baik. Saya melihat bahwa ukuran dari program ini kami memberikan alokasi dana sampai Rp163 triliun. Dan tahun depan mungkin juga sekitar Rp160 triliun,” katanya.

Baca Juga  BI Proyeksi Perekonomian Indonesia Akan Membaik di Semester II-2025

Luhut juga menyebut bahwa inisiatif ini akan membantu membangun pusat-pusat ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia, sekaligus mendorong kesetaraan dan pemerataan pembangunan hingga ke daerah terpencil.

“Ini adalah kali pertama di Indonesia saat kita bisa melakukan sesuatu untuk membangun pusat-pusat ekonomi di banyak tempat di Indonesia. Dan tentu saja ini akan berdampak pada meningkatnya kesetaraan di Indonesia. Pada saat yang sama kita juga bisa menangani hal-hal atau masalah-masalah yang terjadi di daerah-daerah terpencil,” ungkapnya.

Dalam proyeksi jangka menengah, ia menyebut bahwa untuk mencapai target Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong ke angka 6 hingga 8 persen pada periode 2028 hingga 2030. Oleh karena itu, proyek strategis seperti program MBG, hilirisasi sektor pertanian, dan industri berbasis sumber daya alam menjadi agenda prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Makan bergizi gratis dan juga untuk melakukan hilirisasi di sektor pertanian di Indonesia ada banyak sekali kesempatan. Dan juga hilirisasi nikel dan lain-lain,” jelas Luhut.

Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa optimisme ini bukan tanpa dasar. Pengalaman Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19 dinilai sebagai bukti kuat kapasitas nasional dalam menghadapi krisis sambil menjaga stabilitas ekonomi.

Baca Juga  Pertamina Resmi Luncurkan PGTC 2025, Jaring Ribuan Inovasi Keberlanjutan 

“Saya ingat pada saat kita menangani masalah COVID di tahun 2020 sampai 2022, ada kekacauan yang terjadi di dunia. Tapi Indonesia memiliki tim yang tangguh dan kita memiliki kerja tim yang sangat baik dan sangat berhasil,” tegas Luhut.

Ia menyimpulkan bahwa kunci utama mencapai target ambisius tersebut adalah kolaborasi lintas sektor dan konsistensi kebijakan pembangunan. “Kami cukup percaya diri bahwa di dalam 11 tahun terakhir misalnya kita melihat bahwa kalau kita membangun satu kerja sama yang kuat maka kita bisa mencapai target 8 persen pertumbuhan sebelum 2028, 2029, dan 2030,” pungkasnya.
Untuk diketahui, awalnya alokasi anggaran untuk program MBG pada tahun 2025 mencapai Rp71 triliun. Anggaran ini ditargetkan untuk menjangkau 17,9 juta penerima manfaat, termasuk 15,5 juta anak sekolah dan 2,4 juta ibu hamil, menyusui, dan balita.

Namun, pemerintah telah menambahkan anggaran tambahan untuk MBG sebesar Rp100 triliun, sehingga total dana yang dikelola Badan Gizi Nasional (BGN) saat ini mencapai Rp171 triliun.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, hingga 21 Mei 2025, realisasi anggaran program ini telah menembus angka Rp3 triliun dan menjangkau 3.977.514 orang penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Baca Juga  Prabowo Dorong BRICS Jadi Motor Kerja Sama Ekonomi Selatan Global

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan bahwa penerima manfaat berasal dari kelompok anak sekolah berbagai jenjang, mulai dari SD, SMP, SLTA, dan sederajat, serta ibu hamil. Seluruh layanan ini dijalankan oleh 1.386 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum yang telah aktif di lapangan.

“Kalau kita lihat sampai dengan 21 Mei ini yang telah dijangkau mendapatkan MBG ini ada 3.977.514 orang penerima manfaat yang terdiri atas anak sekolah berbagai level SD, SMP, SLTA dan sederajat juga ibu hamil,” ujar Suahasil.

Pada awalnya, target MBG 2025 ditetapkan sebesar 17,9 juta orang, yang terdiri atas 15,5 juta anak sekolah dan 2,4 juta ibu hamil, menyusui, dan balita. Namun, seiring perkembangan program dan komitmen pemerintah memperluas jangkauan, target penerima manfaat dinaikkan secara signifikan menjadi 82,9 juta orang pada kuartal keempat tahun ini.

“Kalau kemarin beberapa waktu yang lalu Kepala Badan Gizi Nasional telah menyebutkan di DPR kebutuhan tambahan anggaran, di APBN kami tetap mensiagakan untuk kebutuhan tambahan anggaran seperti yang telah disampaikan yaitu sebesar Rp100 triliun jika memang akan terlaksana 82,9 juta penerima selama Q4-2025,” jelas Suahasil.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *