in ,

Ini Sosok 14 Kartini di Kabinet Merah Putih

14 Kabinet Merah Putih
FOTO: IST

Ini Sosok 14 Kartini di Kabinet Merah Putih

Pajak.com, Jakarta – Dalam momentum Hari Kartini 21 April 2025, kiprah perempuan Indonesia dalam pemerintahan menjadi sorotan. Di Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto, tercatat ada 14 perempuan yang duduk di posisi strategis, baik sebagai menteri maupun wakil menteri. Mereka datang dari beragam latar belakang: birokrat, akademisi, profesional, dan aktivis.

Berikut profil singkat 14 sosok Kartini masa kini yang menjadi pilar penting dalam pengambilan kebijakan nasional:

1. Sri Mulyani Indrawati – Menteri Keuangan

Sri Mulyani meraih gelar S1 Ekonomi dari Universitas Indonesia dan melanjutkan pendidikan doktoralnya di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai ekonom yang sangat berpengaruh di dalam dan luar negeri.

Kariernya melejit sejak menjabat sebagai Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005, kemudian menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010–2016. Ia pernah menerima berbagai penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia, dan kini, ia kembali dipercaya memimpin Kementerian Keuangan untuk keempat kalinya dan dikenal sebagai motor reformasi birokrasi fiskal Indonesia.

2. Rini Widyantini – Menteri PANRB

Wanita kelahiran Bandung, 29 Mei 1965 ini mengawali kariernya menjadi aparatur sipil negara (ASN) sejak tahun 1990. Ia menjabat sebagai Analis Kebijakan pada tahun 1997, pada instansi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pada 2008, Rini menjabat sebagai Asisten Deputi Kelembagaan Perekonomian di KemenPANRB, kemudian di tahun 2009 sebagai Asisten Deputi Kelembagaan Perekonomian I. Kariernya di Kementerian PANRB terbilang cemerlang. Pada tahun 2011, Rini dipercaya menjadi Staf Ahli Menteri PANRB Bidang Hukum. Kemudian tahun 2013 sampai dengan 2021, Rini mengemban amanah sebagai Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana di Kementerian PANRB.

Rini mengenyam pendidikan dasar hingga tinggi di kota kelahirannya, Bandung. Alumni SMA Santa Angela ini melanjutkan studi sarjana hukum Universitas Padjadjaran. Selanjutnya, Rini meraih gelar Master of Public Management pada The Flinders University of South Australia. Dengan rekam jejaknya tersebut, ia dipercaya Prabowo untuk mempercepat penyederhanaan birokrasi serta memperkuat tata kelola ASN di seluruh kementerian dan lembaga.

3. Widiyanti Putri – Menteri Pariwisata

Widiyanti Putri memiliki latar belakang pendidikan hukum dan manajemen, serta dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia menjabat sebagai Komisaris PT Teladan Prima Agro Tbk dan aktif dalam sejumlah yayasan sosial dan keagamaan.

Kepiawaiannya dalam membangun sinergi antara bisnis dan pemberdayaan masyarakat membawanya ke posisi strategis dalam kabinet. Sebagai Menteri Pariwisata, ia ditugaskan mendorong pemulihan sektor pariwisata dan memperluas destinasi wisata berbasis budaya dan ekowisata.

Baca Juga  Terapkan ESG, Pertamina Luncurkan Program Green Movement

4. Arifatul Choiri Fauzi – Menteri PPPA

Arifatul adalah tokoh Muslimat NU yang mengenyam pendidikan keagamaan dan pernah menjadi aktivis perempuan sejak muda. Ia dikenal luas di kalangan organisasi keislaman sebagai penceramah, penulis, dan tokoh perempuan inspiratif.

Sebelum masuk kabinet, ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran. Kini, ia memimpin Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan fokus pada penguatan keluarga dan kesetaraan gender.

5. Meutya Viada Hafid – Menteri Komunikasi dan Digital

Meutya Hafid adalah lulusan Monash University, Australia, di bidang komunikasi massa. Ia memulai karier sebagai jurnalis senior Metro TV dan dikenal luas saat menjadi korban penyanderaan di Irak pada 2005.

Setelah terjun ke dunia politik bersama Partai Golkar, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI. Kini, ia dipercaya memimpin Kementerian Komunikasi dan Digital, bertanggung jawab atas transformasi digital dan keamanan siber nasional.

6. Ribka Haluk – Wakil Menteri Dalam Negeri

Ribka merupakan birokrat senior asal Papua yang pernah menjabat sebagai Gubernur Papua Tengah sejak 11 November 2022 hingga 18 Oktober 2024. Ribka menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Cenderawasih dan melanjutkan studi Magister Ilmu Administrasi di Universitas Garut. Ketekunannya membawa Ribka meraih gelar Doktor dalam Ilmu Manajemen di Universitas Cenderawasih.

Ribka juga menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai gubernur di tanah Papua. Oleh kepala suku se-Provinsi Papua Tengah, Ribka diberi gelar nama adat Deerowuni Yum Meumau yang artinya Perempuan Tua Papua/Noken Pertama. Di Kabinet Merah Putih, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri untuk memperkuat otonomi daerah dan pelayanan publik.

7. Ni Luh Puspa – Wakil Menteri Pariwisata

Ni Luh Puspa telah menjalani profesi sebagai jurnalis lebih dari 10 tahun di berbagai media penyiaran Indonesia seperti radio lokal di Makassar, MNC Media Makassar, dan Kompas TV. Di Kompas TV, ia adalah seorang produser dan news anchor. Ia juga dipercaya memiliki program dengan namanya sendiri, NI LUH, sebuah program prime time yang membahas berbagai isu sosial, politik, dan budaya.

Ni Luh menyelesaikan pendidikan di STIE Nobel Indonesia Makassar pada 2016, dan meraih gelar Sarjana Ekonomi. Dengan latar belakang jurnalistik yang kuat serta kepedulian terhadap isu-isu sosial dan budaya, perempuan kelahiran Buleleng, Bali ini diharapkan dapat membawa perspektif segar dalam pengembangan pariwisata Indonesia.

Baca Juga  Bank Mandiri Sudah Teken KUR Rp12,83 Triliun ke 110 Ribu UMKM di Kuartal I 2025

8. Veronica Tan – Wakil Menteri PPPA

Veronica Tan dikenal luas oleh publik saat menjadi istri dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), namun pasangan tersebut berpisah pada 2018. Vero pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi DKI Jakarta dari 2014-2017.

Ia juga merupakan pendiri Yayasan Waroeng Imaji dan Love Care serta aktif di kegiatan pemberdayaan komunitas. Dalam kabinet, ia bertugas mendampingi Menteri PPPA untuk memperluas perlindungan dan pemberdayaan perempuan di berbagai lapisan masyarakat.

9. Christina Aryani – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran

Christina adalah politikus Golkar dan lulusan Magister Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2012. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI pada tahun 2019-2024.

Ia juga penerima penghargaan Hassan Wirajuda Award atas dedikasinya memperjuangkan nasib pekerja migran. Di kabinet, ia membawa pengalaman diplomasi dan legislasi untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia.

10. Stella Christie – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

Stella menempuh pendidikan dasar dan menengah di Santa Ursula, Jakarta. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Red Cross Nordic United World College, Norwegia. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Psikologi Harvard University. Pada 2010 ia meraih gelar Doktor bidang psikologi kognitif di Northwestern University Amerika Serikat.

Stella pernah menjadi Profesor di Universitas Swarthmore, Pennsylvania, AS pada 2012-2018. Stella Christie juga pernah menjadi profesor tetap di Tsinghua University, China. Dan saat ini ia ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mendampingi Satryo Soemantri Brodjonegoro periode 2024-2029.

11. Dyah Roro Esti – Wakil Menteri Perdagangan

Dyah Roro Esti merupakan alumni University of Manchester dan Imperial College London, Inggris. Sebelum diangkat sebagai Wakil Menteri Perdagangan, Roro merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI dari Partai Golkar, Daerah Pemilihan Jawa Timur (meliputi Gresik dan Lamongan) periode 2019–2024. Roro juga diamanahi sebagai Anggota Komisi VII DPR RI dengan ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi, serta industri.

Roro juga pernah menjabat sebagai Anggota Board Member of Young Parliamentarians Inter-Parliamentarian Union (IPU) yang merepresentasikan wilayah Asia dan Pasifik untuk periode 2022–2024. Ia juga mendapat mandat untuk menjadi Anggota World Bank Young MPs Steering Committee mewakili wilayah Asia dan Pasifik pada periode 2022–2024.

Baca Juga  BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2025 Bakal Dibayangi Kebijakan Tarif Trump

12. Ratu Isyana Bagoes Oka – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Isyana menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Sebelum memasuki dunia politik, Isyana memulai kariernya sebagai model, hingga pernah menjadi pembawa dan acara penyiar berita.

Kemudian, pada tahun 2014, Isyana memutuskan untuk mengakhiri kariernya di bidang jurnalistik. Ia bersama Grace Natalie dan Raja Juli Antoni, mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

13. Diana Kusumastuti – Wakil Menteri Pekerjaan Umum

Diana Kusumastuti adalah lulusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro dan meraih gelar magister di Institut Teknologi Bandung. Diana mengikuti rekrutmen ASN di Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 1993, dan pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pada tahun 2019, Diana diangkat menjadi Direktur Bina Penataan Bangunan, di mana ia mendapat tugas-tugas seperti perencanaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu, Diana juga pernah mendapat tanggung jawab untuk memimpin pembangunan venue Asian Games di Jakarta dan Palembang, revitalisasi Stadion Manahan Solo, serta rehabilitasi bangunan cagar budaya seperti Masjid Istiqlal Jakarta, Pasar Johar Semarang, dan Pasar Atas Bukittinggi.

14. Irene Umar – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif

Irene adalah pendiri W3GG yang sebelumnya dikenal YGG SEA, salah satu pelopor yang menjembatani dunia game tradisional (Web2) dengan game berbasis Web3. Irene merupakan lulusan Ekonomi dari President University pada 2008 dengan nilai IPK 3.88 dan pujian Magna Cum Laude.

Irene juga pernah berkarir sebagai bankir hingga berkembang menjadi Associate di Dubai pada 2010 hingga naik pangkat menjadi Associate Director di Singapura pada 2014. Setelah bekerja di Standard Chartered Bank selama 7 tahun, Irene memutuskan kembali ke Indonesia dan menerima tawaran mejadi Direktur Yayasan Universitas Presiden Direktur pada 2015.

Keempat belas sosok Kartini masa kini ini hadir dari berbagai latar belakang mulai dari akademisi, aktivis, pengusaha, hingga jurnalis. Semuanya memiliki satu kesamaan: semangat membangun Indonesia melalui bidangnya masing-masing. Mereka bukan hanya simbol representasi, tapi pendorong nyata kemajuan bangsa.

Semangat Kartini hidup melalui kerja dan dedikasi mereka yang menegaskan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, melainkan penggerak perubahan.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *