Menu
in ,

Indonesia dan Jepang Sepakat Akselerasi Transisi Energi

Indonesia dan Jepang Sepakat Akselerasi Transisi Energi

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Indonesia dan Jepang sepakat jalin kerja sama untuk mengakselerasi transisi energi. Komitmen itu dituangkan dalam penandatanganan memorandum of cooperation (MoC) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Koichi.

“Terima kasih atas inisiatif terlaksananya kerja sama dan penandatangan MoC. Ini tentu saja upaya yang luar biasa dari pihak Jepang. Program transisi energi di Indonesia perlu mendapatkan dukungan mitra internasional agar bisa mencapai target netralitas karbon pada 2060,” kata Arifin usai penandatangan MoC, di Jakarta, Senin (10/1).

Ia menuturkan, Indonesia akan terus berupaya mengundang partisipasi investor agar bisa mencapai target itu. Pemerintah memastikan, iklim investasi Indonesia saat ini semakin baik dengan disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja.

“Beberapa perangkat kebijakan yang kami lakukan adalah memberikan kemudahan berbisnis dan menyiapkan rancangan peraturan menteri ESDM terkait tarif energi baru terbarukan,” kata Arifin.

Ia mengakui, sektor energi akan menghadapi tantangan besar di masa depan karena ada kecenderungan peningkatan ketergantungan energi fosil. Oleh sebab itu, kerja sama bilateral ini diyakini mampu menjadi proses alih teknologi demi mewujudkan percepatan transisi energi.

“Indonesia dan Jepang bisa mengembangkan bersama-sama teknologi CCUS (carbon capture, utilization, and storage) dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia,” kata Arifin.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri METI Jepang Hagiuda Koichi menyambut baik kerja sama ini. Jepang berkomitmen membantu mempercepat pencapaian proses transisi energi di Indonesia.

“Jepang ingin membantu merealisasikan target tersebut melalui kerangka Asia Energy Transition Initiative,” kata Haguida.

Adapun rincian kerja sama yang disepakati dalam MoC, yakni penyusunan peta jalan transisi energi menuju emisi bersih berdasarkan target nasional masing-masing, serta pengembangan dan penyebaran teknologi yang berkontribusi pada transisi energi yang realistis, seperti hidrogen, bahan bakar amonia, carbon recycling, dan CCS/CCUS.

Kemudian, MoC juga mendukung upaya dalam forum multilateral untuk mempercepat kerja sama teknologi yang berkontribusi pada transisi energi, dukungan untuk pengembangan kebijakan, pengembangan sumber daya manusia, serta berbagi pengetahuan tentang transisi energi dan teknologi yang digunakan.

Sejatinya, penandatanganan MoC itu seirama dengan kesepakatan kementerian ESDM dan International Renewable Energy Agency (IRENA) untuk membangun kemitraan dalam identifikasi serta penerapan peta jalan dekarbonisasi atau pengurangan emisi karbon. Perjanjian bersama IRENA ditandatangani di sela agenda COP26, Glasgow, Skotlandia, akhir tahun 2021 lalu.

“Berdasarkan perjanjian tersebut, IRENA akan menyiapkan peta jalan transisi energi yang komprehensif, mengidentifikasi tindakan kebijakan utama, solusi teknologi dan program pengembangan industri untuk mencapai tujuan dan target energi terbarukan jangka menengah dan panjang, serta tujuan dekarbonisasi di Indonesia. Kerja sama ini juga mencakup penilaian manfaat sosial ekonomi dari transisi energi dengan penekanan pada pembentukan rantai nilai baru, penciptaan dan peningkatan lapangan kerja,” ungkap Arifin.

Ia mengatakan, rangkaian kerja sama itu akan semakin menguatkan target penurunan emisi gas rumah kaca nasional dan mendukung Presidensi G20 Indonesia pada 2022.

“Kami membutuhkan dukungan dari negara lain dan organisasi internasional dengan keahlian seperti IRENA, untuk mempersiapkan transisi energi Indonesia”, ujar Arifin.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version