Menu
in ,

Erick Thohir Pacu “Holding” BUMN Farmasi Bertransformasi

Pajak.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus memacu holding BUMN farmasi, yang terdiri atas PT Bio Farma Tbk sebagai induk holding, serta PT Kimia Farma Tbk dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk untuk dapat melakukan transformasi dalam sektor farmasi.

“Selamat kepada holding BUMN farmasi yang ulang tahun untuk kedua. Semoga holding BUMN farmasi dapat terus mempertahankan program transformasi yang telah dijalankan,” ujar Erick di acara HUT Holding Farmasi ke-2, yang disampaikan dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com, (2/2).

Ia mengapresiasi, holding BUMN farmasi yang selama ini telah mampu melakukan transformasi dari sisi digital, bisnis, hingga human capital. Bahkan, Bio Farma sedang bersiap melakukan produksi dua jenis vaksin produksi dalam negeri pada pertengahan tahun 2022. Dua vaksin itu, yakni Vaksin Merah Putih dan Vaksin BUMN. Pelaksanaan uji klinis tahap dua terhadap vaksin ini ditargetkan pada April 2022. Vaksin Merah Putih merupakan hasil kerja sama perseroan dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Sebaliknya, Vaksin BUMN dikerjasamakan antara Bio Farma dan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat. Fokus Bio Farma pada pengembangan vaksin sejalan dengan tujuan awal pembentukan ini. Sementara, Kimia Farma difokuskan kepada chemical dan Indofarma fokus kepada herbal.

“Diharapkan holding BUMN farmasi tidak berpuas diri dengan tetap meneruskan langkah transformasi. Sehingga tujuan utama dari ini untuk menciptakan ketahanan kesehatan nasional Indonesia dapat tercapai dan membawa manfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia,” kata Erick.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan, latar belakang pembentukan holding BUMN farmasi karena adanya tren sektor kesehatan global dan penyakit di negara berkembang yang memerlukan suatu solusi menyeluruh bagi masyarakat, terlebih saat pandemi COVID-19. Hal ini sejalan dengan tren kesehatan di masa mendatang yang menuntut industri kesehatan tidak hanya terbatas pada pengobatan dan pencegahan, melainkan juga merambah pada pelayanan kesehatan, termasuk pembiayaan melalui asuransi kesehatan.

“Tujuan dari pembentukan holding farmasi untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi,” ujar Pahala.

Ia meyakini kolaborasi dari tiga BUMN itu dapat menurunkan impor bahan baku farmasi dari 90 persen menjadi 75 persen. Kementerian BUMN juga optimistis kehadiran ini dapat mendorong distribusi produk farmasi secara merata ke seluruh pelosok negeri, serta semakin mendorong semangat berinovasi dari anggota holding untuk menciptakan suatu produk baru.

“Hal terpenting dari pembentukan holding farmasi adalah akan menjadi tonggak pencapaian dalam rangka pembentukan holding health care di Indonesia sehingga dari hulu ke hilir dapat dikelola dengan baik,” kata Pahala.

Selain itu, Kementerian BUMN telah membentuk holding rumah sakit (RS) BUMN yang dipimpin PT Pertamina Bina Medika dipimpin Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Setelah konsolidasi BUMN, total laba bersih RS BUMN melejit pada 2021 menjadi 2,6 triliun dari Rp 390 miliar di tahun 2020. Sebagian laba ini akan digunakan untuk membangun RS Internasional di Bali.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version