Menu
in ,

Merah Putih Fund akan Fokus Pendanaan “Soonicorn”

Merah Putih Fund akan Fokus Pendanaan “Soonicorn”

FOTO: IST

Pajak.comJakarta – Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Merah Putih Fund akan memfokuskan pendanaan untuk soonicorn alias startup yang akan menjadi unicorn. Ini sekaligus menegaskan bahwa upaya pemerintah membantu wirausaha bukan untuk membentuk konglomerasi baru, melainkan membentuk ekosistem baru dengan filosofi yang berbeda.

“Saya melihat apa kekuatan kita di BUMN yakni kembali di korporasi, makanya kita fokus di pendanaan. Untuk Merah Putih Fund pendanaannya pun kita berfokus kepada soonicorn yakni startup-startup dengan valuasi 200 juta dollar AS dan belum menjadi unicorn,” kata Erick saat Konferensi Pers Peluncuran Akselerasi Generasi Digital di Jakarta, Rabu (15/12).

Ia memandang, soonicorn banyak memiliki potensi, tetapi kalau tidak dibantu pendanaannya maka startup itu tidak akan berpotensi lagi.

“Padahal startup soonicorn ini merupakan tahap awal menuju unicorn, di mana kita melihat jumlah unicorn nasional pun belum maksimal. Masih banyak yang memiliki potensi. Kalau prediksi dari kita 25 unicorn masih berpotensi untuk diwujudkan,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan agar Indonesia tak boleh telat bertransformasi, terutama di ekonomi digital, walau upaya menuju ke sana terbilang kompleks. Misalnya, ketika startup berupaya masuk ke level menengah atau unicorn, biasanya aspek pendanaan atau bantuan dananya diambil investor asing.

“Jangan marah kalau startup-startup besar dan unicorn nasional dikuasai oleh asing, karena bangsa Indonesia sendiri tidak pernah memiliki komitmen kepada generasi mudanya,” imbuhnya.

Untuk itu, ia tegaskan akan menggalang kekuatan bersama baik dari kementerian atau lembaga, BUMN, swasta, dan pengusaha lainnya.

“Dengan Merah Putih Fund ini kita juga menggalang dan mengajak swasta nasional dan juga pengusaha-pengusaha baru nasional yang memiliki komitmen kepada ekosistem Indonesia. Kita tidak mau lagi pasar Indonesia yang besar dipakai buat pertumbuhan ekonomi bangsa lain. Kita harus menjadikan pasar nasional mayoritas untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tegas Erick.

Selain itu, ia juga tak ingin startup yang berhasil didanai dan dibentuk ini nantinya akan diisi oleh tenaga-tenaga kerja asing. Menurutnya, Indonesia harus memiliki talenta-talenta digital yang bisa mengisi startup, untuk selanjutnya berkembang menjadi unikorn dan seterusnya.

“Ada kekhawatiran dari saya pada waktu itu bahwa betul kita menciptakan pengusaha baru, tapi untuk talenta digitalnya jika diisi oleh tenaga asing, maka itu yang membuat saya mengambil posisi yang keras jangan sampai pengusaha barunya kita bangun, namun di level menengahnya tenaga-tenaga asing yang mengisi. Itu sama saja bohong,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya mencetus kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah memiliki tiga strategi andalan. Yakni para mahasiswa berkesempatan belajar di luar kampus selama enam bulan dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, menarik jagoan teknologi atau pengusaha digital untuk mengajar di kampus, dan program wirausaha untuk mahasiswa di dalam kampus yang mendapat pembinaan dari mentor di industri.

“Saya sangat optimistis, apalagi mendapatkan dukungan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan bahkan beliau memiliki visi yang lebih besar lagi ketika kita bicara korporasi, Bapak Presiden RI sudah bicara mengenai e-government. Ini hal-hal yang saya rasa kita harus pastikan bahwa program ini bisa berjalan dan InsyaAllah program ini jalan,” pungkas Erick Thohir.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version