Menu
in ,

Brian Armstrong, Insinyur Pengantar Pamor Bitcoin

Pajak.com, Amerika Serikat – Pendiri Coinbase Brian Armstrong masuk dalam jajaran 100 orang terkaya dunia setelah perusahaan jual beli aset kriptonya itu melakukan initial public offering (IPO) di National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), pada pekan ini. Kinerja Coinbase begitu gemilang, 40 juta sahamnya senilai 16 miliar dollar AS dengan valuasi hingga 100 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 1.461,5 triliun.

Brian Armstrong mendirikan Coinbase sejak 2012 silam. Perusahaannya membantu pengguna untuk membeli, menjual, dan menyimpan aset kripto, seperti bitcoin dan ethereum. Perusahan semakin populer seiring dengan meningkatnya minat masyarakat dunia pada aset ini.

Coinbase tercatat memiliki lebih dari 35 juta pelanggan di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Lebih dari 25 miliar dollar AS aset di platformnya dan lebih dari 320 miliar dollar AS dalam total volume yang diperdagangkan. Pengguna aktif di platform Coinbase melonjak menjadi 6,1 juta pada 2021 dari 2,8 juta pada kuartal IV/2020. Sementara itu, pengguna terverifikasi yang memiliki akun Coinbase melonjak menjadi 43 juta menjadi 56 juta.

Kendati Coinbase begitu tersohor di dunia, namun tak banyak media yang mengulik tentang kehidupan Armstrong atau pandangannya tentang perkembangan tekonologi sekalipun. Ia memang dikenal jarang berbicara di depan publik. Bahkan, saat IPO, Chief Financial Officer Coinbase Alesia Haas yang berbicara di depan umum. Padahal, sekali lagi, IPO Coinbase merupakan aksi korporasi yang paling dinanti di Wall Street. IPO ini juga membawa mata uang kripto, bitcoin dan ethereum mencetak rekor tertingginya.

Pria kelahiran California, 25 Januari 1983 ini menerima gelar master dalam ilmu komputer di Universitas Rice Amerika Serikat. Sebelum mendirikan Coinbase, Armstrong juga CEO sekaligus pendiri UniversityTutor.com, platform bimbingan belajar on-line selama hampir satu dekade. Kemudian, insinyur perangkat lunak ini sempat bekerja sekitar satu tahun (2011) di airbnb (air bed and breakfast), marketplace yang melayani pemesanan penginapan.

Jauh sebelum mendirikan Coinbase, Armstrong telah memperkirakan cryptocurrency menjadi arus utama dunia di tahun 2020. Kala itu, ia menyebut bitcoin dan semacamnya dengan nama “koin privasi”.

“Sama seperti bagaimana internet diluncurkan dengan HTTP (hypertext transfer protocol) dan baru kemudian memperkenalkan HTTPS (hypertext transfer protocol secure) sebagai default di banyak situs website, saya percaya kita akhirnya akan melihat koin privasi atau blockchain dengan fitur privasi bawaan yang mendapatkan adopsi umum di tahun 2020an,” kata Armstrong dalam sebuah blog resmi Coinbase.

Benar saja. Selain perusahaannya yang menuai kesuksesan, Kinerja Coinbase minggu ini juga sekaligus membantu mengerek harga mata uang kripto lain, salah satunya binance coin. Seperti diketahui, binance coin telah melonjak menjadi mata uang kripto paling berharga ketiga di belakang bitcoin dan ethereum. Banyak analis memperkirakan fenomena ini akan berlanjut sampai beberapa tahun ke depan. Bahkan beberapa kalangan mengatakan, bitcoin adalah masa depan transaksi dunia.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version