Menu
in ,

Perusahaan Jepang MMC Minta Insentif Pajak Ekspor

Pajak.com, Jepang – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta para menteri lainnya melakukan kunjungan kerja ke Jepang, (26/7). Salah satu agenda kunjungan kerja itu, yakni bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Takao Kato, di Tokyo. Airlangga mengungkapkan, selain komitmen investasi sebesar Rp 10 triliun, MMC juga meminta insentif pajak ekspor kepada Pemerintah Indonesia.

“Secara lugas, MMC meminta agar Pemerintah Indonesia dapat memberikan insentif terkait ekspor produk mereka. Sebenarnya, dari sisi besaran pajak, Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain. Contohnya, di Thailand. Namun, karena ada besaran perbedaan pajak daerah, maka terkesan pajak di Indonesia lebih tinggi. Ini yang sedang kita kaji di pemerintah pusat,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com (27/7).

Ia mengatakan, sejak mendirikan Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) pada 2018, catatan ekspor MMC terus meningkat. MMKI juga menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor sangat penting bagi Mitsubishi. Saat ini MMKI sedang menyiapkan ekspor produk ke Australia. MMC juga merencanakan untuk menambah negara tujuan ekspornya. Pada 2022, ditargetkan menjadi 40 negara tujuan ekspor bagi produk Mitsubishi buatan Indonesia. Adapun jumlah ekspornya diperkirakan akan mampu mencapai 72 ribu unit pada 2022 atau meningkat dari 42 ribu unit di 2021, sementara pada 2024 ditargetkan 98 ribu unit.

Atas rencana itu, MMC pun berkomitmen untuk menambah investasinya di Indonesia sebesar Rp 10 triliun hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini merupakan tindak lanjut dari realisasi investasi MMC yang telah mencapai Rp 11,3 triliun hingga akhir 2021 lalu.

“Guna merealisasikan rencana investasi itu, pihak MMC mengeluhkan soal skema pajak yang diberlakukan di Indonesia. Maka, pemerintah tengah mengkaji terkait perbedaan pajak daerah yang kerap membuat perpajakan di Indonesia terkesan lebih tinggi dan kurang bersaing,” kata Airlangga.

Terlepas dari itu, dihadapan MMC, Airlangga memastikan, Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar dan sangat menjanjikan. Hal itu dibuktikan dari angka penjualan kendaraan Mitsubishi di Indonesia tercatat lebih besar bila dibandingkan dengan penjualan di Jepang.

“Akhirnya, guna memaksimalkan potensi tersebut sekaligus mengikuti perkembangan pasar yang ada, MMC pun berencana melakukan diversifikasi produk mereka,” kata Airlangga.

Saat ini MMC tengah mengadakan pilot project untuk menggunakan BEV secara komersial dengan empat perusahaan Indonesia, yakni PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek, dan DHL Supply Chain Indonesia

“Pemerintah menyambut baik rencana MMC berkolaborasi dengan empat perusahaan Indonesia untuk menggunakan kendaraan jenis Mini Cab MiEV secara komersial,” ungkap Airlangga.

Kendaraan jenis itu mirip dengan Mitsubishi L300 yang sudah lebih dulu terkenal di Indonesia. Mitsubishi telah mulai melakukan pilot study untuk penggunaan Battery Electric Vehicle (BEV) secara komersial dengan keempat perusahaan itu.

CEO MMC Takao Kato menuturkan, setelah 2023 MMC akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV (listrik) yang terdiri dari model Xpander dan Pajero Sport. Selain itu, MMC juga akan memproduksi dua model kendaraan baru Electric Vehicle (EV) mulai 2024. Secara simultan, Mitsubishi berencana mengeluarkan sejumlah model kendaraan baru dengan berbagai macam jenis yang ramah lingkungan.

“Mitsubishi akan mendiversifikasi produknya dengan mengeluarkan kendaraan dengan jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta BEV untuk mendukung program Pemerintah Indonesia mencapai carbon neutral di 2060 mendatang,” kata Takao.

Pada pertemuan ini Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Sementara, Takao didampingi oleh Executive Vice President MMC Yoichiro Yatabe, Division General Manager MMC Hiroyuki Egami, dan Indonesia Desk MMC Hideki Miya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version