Menu
in ,

India Turunkan Tarif Pajak Impor Minyak Nabati

India Turunkan Tarif Pajak Impor Minyak Nabati

FOTO: IST

Pajak.com, Mumbai – Untuk meredam kenaikan harga minyak nabati yang terus melambung, pemerintah India menurunkan tarif pajak impor dasar untuk minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.

Dikutip dari Reuters, Minggu (12/9/21), India sebagai negara importir minyak nabati terbesar dunia ini menurunkan tarif pajak impor dasar untuk minyak sawit menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 10 persen. Adapun, pajak atas minyak kedelai mentah dan minyak bunga matahari mentah turun menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 7,5 persen. Sementara pajak impor dasar untuk kadar olahan minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari dipangkas menjadi 32,5 persen dari tarif sebelumnya sebesar 37,5 persen.

Setelah adanya pemotongan, impor minyak sawit mentah, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari akan dikenakan pajak total 24,75 persen, termasuk bea masuk dasar 2,5 persen dan pajak lainnya. Sedangkan, kadar minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari yang dimurnikan dikenakan tarif pajak secara keseluruhan sebesar 35,75 persen.

Sementara itu, mengutip surat kabar India BusinessLine, pemerintah India memberlakukan pemotongan bea masuk mulai berlaku Sabtu dan akan berakhir pada 30 September mendatang. Bagi konsumen, pengurangan bea masuk itu akan menurunkan harga minyak sawit mentah sebesar 4.180 rupee per ton, harga minyak kedelai mentah sebesar 4.990 rupee per ton dan minyak sawit sebesar 4.330 rupee per ton. Pemerintah India memutuskan untuk pemotongan bea masuk kali kedua dalam bulan ini karena harga semua minyak nabati terus melonjak di atas 125 per kg. Angka itu lebih tinggi 21-54 persen dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Sebagai informasi, selama ini India memenuhi lebih dari dua pertiga permintaan minyak nabatinya dikontribusi melalui impor dan telah berjuang untuk menahan kenaikan harga minyak lokal selama beberapa bulan terakhir. Kebutuhan minyak sawit itu terutama didatangkan dari produsen utama Indonesia dan Malaysia. Sementara jenis minyak lainnya, seperti kedelai dan bunga matahari, diimpor dari Argentina, Brasil, Ukraina, dan Rusia.

Lonjakan harga minyak nabati itu terjadi karena produksi minyak sawit Malaysia dan Indonesia terpengaruh adanya situasi pandemi Covid-19. Sementara harga minyak kedelai dan bunga matahari meningkat karena kekhawatiran pasokan dari Brasil, AS, dan Laut Hitam.

BusinessLine menyebut, saat ini pemerintah India juga sedang khawatir atas prospek biji minyak kharif (tanaman yang membutuhkan iklim yang panas dan lembap dengan jumlah air yang cukup). Menurut data terakhir Kementerian Pertanian India, luas areal tanam minyak sawit tahun ini turun 3,15 lakh hektare (lh) menjadi 192,56 lh dibandingkan periode tahun lalu. Area tanam kacang tanah di India lebih rendah 2 lh, sementara cakupan kedelai sedikit meningkat. Namun, Asosiasi Pengolah Kedelai India telah melaporkan bahwa setidaknya 8 lh dari area tanaman minyak utama musim kharif telah rusak karena hujan. Kondisi ini dikhawatirkan akan sangat memengaruhi lonjakan harga minyak nabati di India.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version