Menu
in ,

Saat PPKM, Transaksi Kripto Stabil Dikisaran 25 Juta Dollar

Saat PPKM, Transaksi Kripto Stabil Dikisaran 25 Juta Dollar

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Di tengah melonjaknya kasus Covid-19 yang berimplikasi pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan level 4, pasar kripto di Indonesia masih cenderung stabil. Tokocrypto—salah satu pedagang aset kripto yang telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)—mencatat, transaksi kripto stabil dikisaran 25 juta dollar AS per hari.

“Jadi dari data kami bahwa cenderung stabil dari dua minggu PPKM, around 25 juta dollar AS per day. Jadi bisa dibilang, lebih besar pengaruh dari global sentiment bisa turun 30 sampai 40 persen,” kata Chief Operation Officer (COO) Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda atau yang akrab disapa Manda, kepada Pajak.com, pada Minggu (25/7).

Menurut Manda, perkembangan transaksi aset kripto di Indonesia cukup masif dan cenderung stabil, setidaknya sejak tahun 2017 hingga sekarang. “Somedays kita itu bisa sampai 65 juta dollar AS dan itu buat kami luar biasa sekali,” tambahnya.

Antusiasme aset kripto di Indonesia juga bisa dilihat dari jumlah pendaftar di platform Tokocrypto. Manda mengungkapkan, pada tiga bulan pertama tahun 2021, pihaknya sudah memiliki pengguna yang teregistrasi sebanyak 200 ribu. Dari jumlah itu, sebesar 30 ribu di antaranya merupakan trader aktif secara mingguan.

Manda mengungkapkan, perkembangan aset kripto di Indonesia itu tidak terlepas dari lima faktor pendukung. Pertama, populasi penduduk Indonesia merupakan terbesar ke empat di dunia dengan lebih dari 270 juta jiwa. Kedua, adanya badan dan regulasi khusus yang melindungi pedagang maupun pelanggan dari aset virtual kripto, yaitu BAPPEBTI—tidak semua negara memilikinya. Ketiga, maraknya perhatian dan ketertarikan milenial terhadap inovasi teknologi. Keempat, penetrasi smartphone di Indonesia yang luar biasa besar dan didukung oleh jaringan internet yang lebih baik. Kelima, besarnya peluang pada era ekonomi terbuka saat ini.

Di sisi lain, masih tingginya persentase masyarakat di tanah air yang belum tersentuh fasilitas keuangan. Hal ini tampak dari jumlah investor Indonesia yang masih mencapai 11 persen dari total jumlah penduduk 270 juta.

“Aset kripto agresif mulai tahun 2017 sampai sekarang. Angkanya eksponensial dan sempat sentuh 4 juta orang (investor kripto). Bahkan, pada 2019, sebenarnya angka kita overlapping dari investor yang ada di capital market. Tapi, karena tahun 2020 pasar modal booming, jadi dia menyalip lagi,” tutur Manda.

Menurut Manda, saat ini yang paling urgen adalah bagaimana seluruh pedagang kripto dapat mengedukasi masyarakat. Jangan sampai masyarakat terjerembap dalam investasi bodong berkedok kripto. Salah satu upaya Tokocrypo adalah menggelar Total Kripto Overview (TKO) Summit 2021 yang dihelat pada (24/7).

“Edukasi mengenai aset kripto memang amat minim. Industri yang terkait seperti bank atau stakeholder lainnya juga belum benar-benar memahami soal industri ini. Lalu, adanya investasi bodong yang menyulitkan kita karena aset kripto sangat sensitif. Adanya MLM (multi level marketing), mekanisme piramida, atau potensi sebagai pencucian uang, pendanaan terorisme, dan penipuan, ini juga menyulitkan,” jelas Manda.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version