Menu
in ,

Pemulihan Berlanjut, IHSG Diprediksi Level 7.600 di 2022

Pajak.com, Jakarta – Setelah sempat menyentuh all time high di atas 6.700 di pertengahan November 2021 lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bakal menyentuh angka lebih tinggi, yakni mencapai level 7.600 di tahun 2022. Chief Executive Officer (CEO) Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset) Tae Yong Shim mengatakan, proyeksi IHSG mencapai level 7.600 pada 2022 itu didorong oleh pemulihan ekonomi yang masih berlanjut dan kenaikan harga komoditas.

“Seperti yang terjadi di banyak negara, sejumlah sektor bisnis dan industri terpukul akibat hantaman pandemi Covid-19. Tetapi, Indonesia berhasil keluar dari jurang resesi setelah pada kuartal II-2021 ekonomi tumbuh sebesar 7 persen. Kendati pada kuartal III-2021 produk domestik bruto (PDB) melambat, yakni sebesar 3,51 perssen, namun pertumbuhan yang masih positif tersebut menandakan ekonomi Indonesia cukup tangguh,” kata Tae Yong Shim dalam webinar Market Outlook 2022: Indonesia Economic Recovery and Revival yang diselenggarakan Mirae Asset, pada (10/12).

Di sisi lain, pandemi Covid-19 semakin meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini tecermin dari jumlah investor pasar modal Indonesia yang naik signifikan. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor pasar modal yang teridentifikasi mencapai 6,7 juta per Oktober 2021. Angka ini melesat 74 persen dibandingkan tahun lalu.

“Kenaikan jumlah investor ini akan berdampak signifikan bagi kemajuan pasar modal Indonesia. Kenaikan jumlah investor sejalan dengan penerapan teknologi yang canggih, inovasi berkesinambungan, dan pendekatan yang bersahabat kepada investor baru oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang membawa pengalaman baru dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia,” kata Tae Yong Shim.

Head of Research Mirae Asset Hariyanto Wijaya menambahkan, Indonesia akan mendapatkan berkah dari harga komoditas yang diproyeksikan tetap tinggi di tahun 2022. Hal ini menyusul besarnya eksposur Indonesia terhadap ekspor barang komoditas. Salah satu komoditas yang akan menjadi primadona adalah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

“Komoditas ini dipercaya akan membawa dampak signifikan terhadap kinerja IHSG. Terlebih, saat ini porsi kebun plasma atau kebun yang dimiliki oleh petani jumlahnya kian bertambah. Tingginya harga CPO akan membuat daya beli petani meningkat. Para petani yang pada tahun ini cenderung menyimpan penghasilannya dalam bentuk tabungan akan membelanjakannya pada 2022 mendatang. Hal tersebut akan berkontribusi terhadap tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat yang menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Hariyanto.

Secara historis, dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia juga akan meningkat ketika harga komoditas tinggi, seperti yang terjadi pada 2013—2014 dan 2020—2021. Oleh karena itu, di tahun 2022 aliran dana asing diperkirakan akan terus masuk ke pasar saham.

Di tahun 2022, Mirae Asset merekomendasikan saham-saham yang berkaitan dengan perbankan, perusahaan ritel yang menjual produk-produk mewah, dan batu bara.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta memastikan, pemerintah akan terus berupaya menangani pandemi Covid-19 secara komprehensif, sehingga mobilitas masyarakat meningkat dan kegiatan ekonomi kembali bergerak. Pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,2 persen pada tahun 2022.

“Pemerintah tetap melanjutkan agenda-agenda strategis. Agenda itu tidak hanya bergerak di bidang ekonomi, tetapi juga yang berkaitan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesehatan. Green economy, green energy, green tourism, blue economy, hingga digital economy menjadi bagian dari arah ekonomi Indonesia ke depan, yang memberikan dampak langsung bagi penguatan ekonomi rakyat dan pemulihan ekonomi nasional. Berbagai proyek pemerintah memiliki daya ungkit besar terhadap pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19,” kata Arif.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version