Menu
in ,

Pasar Saham domestik dan Emas Turun, Pengaruh Bitcoin?

Pajak.com, Jakarta – Beberapa waktu belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian melemah. IHSG terkoreksi dari level 6.350 hingga ke 5.950 atau menurun sebesar 400 indeks poin. Pada periode yang sama, harga emas menurun. Isu yang merebak, kondisi itu diakibatkan oleh beralihnya investor ke aset cryptocurrency, bitcoin, ethereum.

Dugaan semakin menguat lantaran pamor bitcoin semakin tinggi. Ditambah lagi debut pertama Coinbase di National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), ditutup pada level 328,28 dollar AS per saham dengan kapitalisasi pasar diperkirakan berkisar 70-100 miliar dollar AS, initial public offering (IPO) terbesar untuk perusahaan Amerika Serikat setelah Facebook pada 2012. Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, selain IHSG yang terus terkoreksi, nilai transaksi juga terus menyusut hingga ke rata-rata Rp 8-9 triliun per hari.

Director Chief Investment Officer PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors) Erik Argasetya menganalisis, pelemahan saham domestik maupun merosotnya harga emas tidak sepenuhnya diakibatkan bitcoin yang tengah melejit. Ada beberapa analisis yang mendukung argumentasinya itu.

Pertama, ada kemungkinan IHSG melemah karena investor beralih ke bitcoin, namun itu faktor kecil. Karena investor retail (eceran) masih didominasi oleh investor milenial di tengah pandemi Covid-19. Investor ini jumlahnya tidak terlalu siginifikan di pasar saham. Dari jumlah investor di BEI, hanya 12,2 persen merupakan investor retail.

“Investor institusi, dana pensiun, perusahaan asuransi atau investor besar lainnya seharusnya masih tetap mempunyai eksposur alokasi di pasar saham. Tapi memang saat ini sedang menunggu dan mencermati (wait and see) rilis data laporan keuangan kuartal 1 2021,” jelas Erik kepada Pajak.commelalui pesan singkat, pada (16/4).

Kedua, soal harga emas yang menurun. Menurut Erik, harga emas domestik tidak dipengaruhi oleh kecendurungan investor beralih ke bitcoin. Sebab pergerakan harga emas lebih mengikuti pergerakan harga di pasar global.

Seperti diketahui, harga emas global merosot hingga 11 dollar AS per ons pada akhir perdagangan Rabu (14/4) seiring dengan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Di dalam negeri, berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, per 15 April 2021 harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram senilai Rp 925.000 atau turun Rp 5.000 dibandingkan harga sebelumnya.

“Dan memang karena secara ekspektasi makro ekonomi dilihat membaik, maka investor lebih melirik aset yang berisiko dengan harapan potensi imbal hasil lebih tinggi,” tambah Erik.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version