Menu
in ,

Ini Strategi Pemerintah Tarik Investasi Kendaraan Listrik

Ini Strategi Pemerintah Tarik Investasi Kendaraan Listrik

FOTO: IST

Pajak.com, Bali – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah memiliki strategi untuk menarik investasi kendaraan listrik ke Indonesia. Selain promosi, memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal, pemerintah juga berencana mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman. Seperti diketahui, sebagaimana rencana strategis nasional, Indonesia sudah harus beralih penuh ke kendaraan listrik pada tahun 2040.

“Jadi BUMN (Badan Usaha Milik Negara), kan, punya IBC (Indonesia Battery Corporation), perusahaan untuk handle ekosistem baterai mobil dan mobil listrik. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua, kan, caranya. Kalau enggak bisa bangun, ya kita akuisisi,” kata Bahlil, di acara Media Gathering, di Bali, pada (19/12).

Ia menekankan, strategi untuk mengambil langkah akuisisi akan dilakukan secara transparan dengan harga yang tetap harus ekonomis. Namun yang terpenting saat ini pemerintah harus memberi investor kepastian kemudahan perizinan, menjamin infrastruktur yang memadai, dan memberi insentif fiskal yang tepat. Dengan ketiga hal itu, Bahlil optimistis Indonesia akan dapat membangun industri kendaraan listrik yang besar.

“Indonesia ini memegang 22 persen sampai 24 persen cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikelnya pun merupakan yang terbaik. Selain itu, jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis. Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt, dan litium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya litium. Jadi 85 persen bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita enggak mau,” kata Bahlil.

Pemerintah lebih mendorong investor membangun industri kendaraan listrik di Indonesia. Bahlil memastikan, saat industri baterai dibangun di Indonesia, maka nilai tambah yang dihasilkan sangat besar. Sebab biaya produksi mobil listrik sangat efisien.

“Kita katakan ke mereka, silakan teman-teman investor, dunia usaha, datang ke Indonesia membawa teknologi, kapital, dan sebagian pasar. Biarlah pemerintah Indonesia yang mengurus izin, insentif, dan lahannya. Bahan baku kita pun terbaik. Terkait dengan potensi energi-energi bersih kita, Indonesia mempunyai potensi energi baru terbarukan yang sangat luar biasa, kita punya 12.000 megawatt yang ada di Kayang, Kalimantan Utara. Kita juga punya 23.000 megawatt untuk PLTA (pembangkit listrik tenaga air) di Papua,” sebut Bahlil.

Sejak tahun 2019 pemerintah sudah berhasil menggaet Hyundai asal Korea Selatan untuk masuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini Indonesia baru saja melakukan komitmen investasi dari Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal Tiongkok dan Foxconn Technology Group asal Taiwan.

“Foxconn juga akan bangun mobil listrik tahun 2022 (di Indonesia). Sekarang ada CATL akan bangun pabrik baterai, tapi dia juga menggandeng pabrik mobil dari Tiongkok,” kata Bahlil.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version