Menu
in ,

Indeks Harga Saham Gabungan Parkir di Zona Merah

Pajak.com, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode awal pekan Mei berada di zona merah. IHSG mengalami penurunan sebesar 1,12 persen atau berada pada level 5.928,309 dari 5.995,616 pada pekan lalu. Kapitalisasi pasar bursa pun mengalami penurunan sebesar 1,10 persen menjadi Rp 7.017,990 triliun dari Rp 7.096,123 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian mengalami penyusutan, yaitu sebesar 8,01 persen menjadi Rp 9,011 triliun dari Rp 9,796 triliun.

Kendati demikian, Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan, data pasar modal Indonesia masih dalam kategori positif. Pada pekan ini terdapat peningkatan rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 8,12 persen menjadi 979.224 kali transaksi dari 905.671 kali transaksi pada pekan sebelumnya.

“Peningkatan indeks harga saham gabungan sebesar 2,85 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian menjadi 15,080 miliar saham dari 14,662 miliar saham pada pekan sebelumnya. Sementara itu, data investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 146,56 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 9,347 triliun,” jelas Yulianto.

Pada pekan ini, PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) melakukan pencatatan saham perdana dan waran di papan akselerasi BEI. LUCY merupakan perusahaan tercatat ke-16 yang tercatat di BEI pada tahun 2021. Perusahaan milik pesohor Wulan Guritno ini bergerak pada sektor consumer cyclicals dengan subsektor consumer services. Adapun industri LUCY adalah tourism dan recreation dengan subindustri restoran.

Kemudian, PT Mora Telematika Indonesia menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan I Moratelindo tahap IV tahun 2021 dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idAA (sy) (single A syariah) untuk sukuk ini dan PT Bank KB Bukopin Tbk adalah wali amanatnya.

Dengan demikian, Yulianto mengatakan, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021, yakni 29 emisi dari 23 emiten senilai Rp 33,43 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 481 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 436,29 triliun dan 47,5 juta dollar AS.

Lalu, surat berharga negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 146 seri dengan nilai nominal Rp 4.242,05 triliun dan 400 juta dollar AS. Efek beragun aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp 6,80 triliun.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version