Menu
in ,

Kadin Tetapkan 7 Prioritas Percepat Dekarbonisasi

Pajak.com, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi mitra pemikiran (thought partner) Pemerintah Indonesia dalam negosiasi UN Climate Change Conference of the Parties (COP26). Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menjelaskan, kondisi perubahan iklim sudah semakin terasa dampaknya terhadap kehidupan manusia. Ia mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta serta pihak internasional. Untuk itu, Kadin sudah menetapkan tujuh prioritas untuk mempercepat dekarbonisasi.

Ketujuh prioritas dekarbonisasi Kadin tersebut antara lain kolaborasi dalam penyusunan regulasi dan implementasi carbon pricing; pembangunan ekonomi berbasis hutan; peningkatan porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi; percepatan adopsi mobilitas listrik; pengembangan program-program sirkularitas end-to-end di sektor-sektor utama; inovasi dan perluasan praktik pertanian berkelanjutan; dan penggunaan pembiayaan berkelanjutan untuk mempercepat transisi.

Pada acara pembukaan paviliun The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dilaksanakan di Glasgow dan Jakarta awal pekan ini, Arsjad mengatakan, pihaknya siap berperan aktif dalam membantu pemerintah Indonesia untuk penuhi komitmen perubahan iklim.

“Kadin akan mengajak seluruh komponen pihak swasta, baik itu perusahaan besar maupun UMKM untuk berkolaborasi membantu pemerintah dalam mencapai Net Zero Indonesia di 2060,” ungkap Arsjad dalam keterangan pers Selasa (2/11/21).

Kadin akan memusatkan perhatian pada inisiatif-inisiatif keberlanjutan yang telah dilakukan oleh sektor swasta. Inisiatif-inisiatif keberlanjutan itu di antaranya mekanisme carbon market, pengurangan deforestasi, transisi menuju energi baru terbarukan, pengelolaan sampah dengan fokus utama pada sampah plastik, serta impact investment untuk perusahaan dengan iklim positif.

Selain di Glasgow, Paviliun Indonesia juga dilaksanakan di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta pada 1-12 November 2021 mendatang. Arsjad mengatakan, hal ini merupakan salah satu bentuk upaya soft diplomacy untuk menyuarakan tindakan, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional, sebagai wujud nyata partisipasi bersama untuk mencegah peningkatan suhu global.

Paviliun tersebut menampilkan berbagai perkembangan dan inovasi dalam pengendalian perubahan iklim yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta Indonesia maupun partner strategis terkait lainnya.

“Paviliun ini kami harapkan dapat menjadi sarana bagi semua pihak bisa untuk berbagi informasi yang konstruktif dan integratif, selain juga bisa membuka peluang bagi para pihak untuk menggali ide, peluang, dan jejaring dalam rangka penguatan upaya pengendalian perubahan iklim,” kata Arsjad.

Dalam rangkaian UN COP26 itu, Arsjad memberikan paparan mengenai Indonesia Impact Fund (IIF), skema pembiayaan untuk program yang menyinergikan antara keberlanjutan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan aspek sosial.

IFF fokus kepada program memberantas kemiskinan, berpartisipasi dalam transisi global menuju net zero emission, meningkatkan tingkat harapan hidup dan kesehatan anak, meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, kesetaraan kesempatan dalam kepemimpinan untuk perempuan, penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau di daerah perkotaan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version