Menu
in ,

Hipmi Apresiasi Rencana 14 BUMN Lakukan IPO

Erick Thohir Hipmi Apresiasi Rencana 14 BUMN Lakukan IPO

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan ada 14 perusahaan dan anak usaha BUMN dari berbagai klaster akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses itu akan dilalui melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Dengan demikian, jumlah perusahaan pelat merah yang akan IPO meningkat dibandingkan dengan yang disampaikan Erick Thohir pada awal Februari lalu, yakni berkisar 8-12 perusahaan. Erick mengatakan, BUMN harus go public karena marketnya sangat besar. Ia memastikan transformasi BUMN benar-benar terwujud dengan menjadi perusahaan tercatat di BEI.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H. Maming menyatakan mendukung upaya Kementerian BUMN yang akan melakukan penawaran umum saham perdana BUMN ke publik. Menurut Maming, dengan adanya tambahan dana dari IPO ke perusahaan dan anak usaha BUMN akan berpengaruh positif. Terlebih  jika dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan BUMN.

“Perusahaan-perusahaan tersebut berpeluang untuk meningkatkan kinerja harga sahamnya pasca IPO karena penetapan IPO-nya menarik bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi. Sehingga terjadi apresiasi, dipastikan pasca-IPO harga sahamnya melonjak dan membuat investor tertarik pada saham-saham tersebut,” ujar Maming, Selasa (4/5/2021).

Maming mengatakan, saham-saham BUMN calon Tbk tersebut juga bakal diminati investor asing, asalkan BUMN berbisnis dengan baik, termasuk isu lingkungan dan memberikan nilai tambah. Selain itu, langkah tersebut bagus untuk meningkatkan kinerja dalam jangka panjang secara berkesinambungan.

Maming menilai rencana BUMN dan anak usaha BUMN masuk BEI akan memperkuat daya saing perusahaan pelat merah tersebut. Selain untuk memperbaiki kinerja, Maming melihat, melantainya BUMN di bursa bisa membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah dan nasional. Artinya, BUMN bisa bersinergi dengan swasta. Terlebih lagi dalam kondisi pandemi sepert saat ini,  kolaborasi akan semakin memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Apa yang dilakukan oleh Menteri Erick Thohir ini adalah upaya restrukturisasi BUMN yang sangat progresif dibandingkan dengan Menteri BUMN sebelum-sebelumnya. Kami mendukung gebrakan ini dan berharap rencana IPO tersebut dapat terealisasi semuanya dalam waktu kurang dari satu tahun,” kata Maming.

Mengutip data Kementerian BUMN, 14 perusahaan yang akan melantai adalah PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pertamina Hilir (Persero), dan PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero), PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT EDC and Payment Gateway (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero), PT Telkom Data Center (Persero), PT Inalum Operating (Persero), PT MIND ID (Persero), dan PT Logam Mulia (Persero).

Menurut Erick, dari daftar 14 perusahaan tersebut, PT Pertamina Geothermal Energi (Persero) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero) atau Mitratel, memiliki peluang paling besar untuk segera IPO pada tahun ini.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version