Menu
in ,

Bank DBS Dukung Pembangunan Berkelanjutan Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Bank DBS Indonesia berkomitmen mendukung program pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia melalui solusi-solusi keuangan berkelanjutannya. Komitmen ini sejalan dengan langkah DBS Bank Ltd. (Bank DBS) yang meningkatkan target pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) menjadi 50 miliar dollar Singapura hingga 2024 mendatang.

Corporate Banking Director Bank DBS Indonesia Kunardy Lie menjelaskan, Bank DBS berupaya mempercepat agenda keberlanjutan dalam membantu nasabah dalam mengintegrasikan praktik bisnis berkelanjutan dalam seluruh strategi bisnisnya.

“Selain dengan menyediakan solusi-solusi keuangan bagi para investor serta pelaku bisnis, Bank DBS juga bekerja sama dengan berbagai wirausaha sosial dalam upaya menangani isu-isu permasalahan lingkungan serta sosial di Indonesia,” kata Kunardy melalui keterangan tertulis, Kamis (2/9/21).

Seperti diketahui, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan angka emisi Gas Rumah Kaca. Namun, semua transisi menuju pembangunan rendah karbon dan net-zero emission memiliki risiko dan pembiayaan yang besar, terutama bagi investor dan pengusaha. Menurut perhitungan Bappenas, Indonesia setidaknya membutuhkan pembiayaan serta investasi di sektor berkelanjutan hingga 2030 sebesar Rp 67.803 triliun.

Kunardy mengatakan, hal itu menjadi peluang bagi industri jasa keuangan untuk turut andil, terlebih semakin banyak investor yang memusatkan penanaman investasinya pada produk-produk investasi dan pembiayaan berkelanjutan. Pada level negara kawasan Asia, termasuk di Indonesia, adopsi sistem keuangan berkelanjutan sudah mulai berjalan. Beberapa lembaga keuangan di Indonesia, misalnya, telah beralih dari investasi energi fosil menuju investasi bersih dengan penerapan program-program pendanaan untuk proyek-proyek pembangunan rendah karbon dan ramah iklim.

“Untuk mendorong transparansi yang lebih besar dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan dan transisi ekonomi, taksonomi yang disusun oleh Bank DBS menguraikan cara mengelola transaksi yang diklasifikasikan sebagai ‘Hijau’, ‘Transisi’ dan atau berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (UN SDGs),” jelas Kunardy. Menurutnya,  hal itu juga merangkum daftar yang luas terkait kegiatan ekonomi yang memenuhi syarat, seperti penggunaan plastik daur ulang untuk membuat pakaian, atau upgrade jaringan listrik untuk mengintegrasikan energi terbarukan yang terpisah-pisah.

Kunardy menjelaskan, Bank DBS melihat minat yang besar akan pencarian pembiayaan pembangunan berkelanjutan di negara dan sektor di mana Bank DBS beroperasi, termasuk di Indonesia. Pasar pinjaman ramah lingkungan (green loan market) didominasi peminjam di sektor real-estate. Namun, Bank DBS saat ini juga terlibat dengan pembiayaan di sektor lain seperti mendanai pabrik peralatan energi terbarukan dan pabrik baterai kendaraan listrik.

“Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa setiap institusi saat ini harus memberikan kontribusinya terhadap agenda keberlanjutan. Demikian juga dengan Bank DBS, sustainability outcomes merupakan salah satu prioritas kami dalam menjalankan bisnis perbankan,” ujar Kunardy.

Kunardy menegaskan, sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan (purpose- driven bank), pihaknya berupaya untuk membantu nasabah mengintegrasikan praktik bisnis berkelanjutan dalam seluruh strategi bisnis mereka. Tidak hanya aktif menyuarakan berbagai isu sosial dan lingkungan, Bank DBS Indonesia juga melakukan peranannya (walk the talk) dengan memikirkan aspek lingkungan dan sosial yang dapat dihasilkan dari bisnis yang dijalankan. Hal tersebut diakomodasi dalam pilar responsible business practice yang fokus pada implementasi keberlanjutan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version