Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong untuk membahas penguatan kerja sama perpajakan hingga berdiskusi tentang potensi investasi di Indonesia.
“Good to be able to welcome you Lawrence at our office and to have a chance to catch up. We both enjoy our productive and pleasant discussion. (Senang bisa menyambut Anda, Lawrence, di kantor kami dan memiliki kesempatan untuk berbincang. Kami berdua menikmati diskusi yang produktif dan menyenangkan). Kami membahas mengenai persiapan Indonesia memimpin ASEAN 2023 mendatang. Dengan agenda penting mengenai penguatan kerja sama regional ASEAN terutama bidang keuangan termasuk kerja sama bidang bea cukai dan perpajakan,” ungkap Sri Mulyani dalam unggahan Instagram @smindrawati, yang dikutip Pajak.com (23/5).
Ia menjelaskan, ada beberapa potensi investasi yang dibahas, antara lain sektor manufaktur hingga ekonomi digital. Untuk itu, Lawrence Wong juga dijadwalkan bertemu dengan menteri Indonesia lainnya.
“Lawrence Wong dalam kunjungan ke Indonesia melakukan pertemuan dengan berbagai menteri dan mengunjungi pusat industri Batang, Jawa Tengah. Singapura melihat potensi investasi yang semakin luas di Indonesia, tidak hanya sektor manufaktur, infrastruktur, namun juga sektor renewable energy dan digital ekonomi,” ungkap Sri Mulyani.
Dalam pertemuan ini kedua negara turut membahas komitmen Singapura untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia di Finance Track, termasuk pembentukan dana untuk mengatasi pandemi dan pemulihan ekonomi global.
“Kemudian, Sustainable Finance (Track) dan keinginan Singapura untuk join Koalisi Menkeu untuk climate action, yang dipimpin oleh saya (Indonesia) bersama Menkeu Finlandia. Juga kerja sama pelaksanaan global taxation agreement,” tambah Sri Mulyani.
Secara spesifik, berapa investasi Singapura ke Indonesia? Berdasarkan data Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Singapura merupakan negara dengan investasi tertinggi di Indonesia, nilainya mencapai 9,6 miliar dollar AS periode sepanjang 2021. Angka ini setara 30,2 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA). Sejak tahun 2014, Singapura selalu menduduki peringkat pertama dengan sektor investasi, meliputi minyak dan gas (migas) serta keuangan.
Hal itu tidak lepas dari upaya yang dilakukan kedua negara, diantaranya Indonesia dan Singapura melakukan pertukaran Piagam Ratifikasi Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) atau Bilateral Investment Treaty (BIT) sejak beberapa tahun yang lalu.
Hubungan kedua negara terus dipererat melalui pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, di Bitan pada awal tahun 2022. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan investasi bagi Indonesia senilai 9,2 miliar dollar AS, utamanya bidang energi baru dan terbarukan. Investasi itu rencananya akan dilakukan sekitar Batam, Pulau Sumba, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Singapura juga berencana investasi untuk pembangunan hub logistik di Pelabuhan Tanjung Priok.
Bagaimana kerja sama Indonesia dan Singapura terkait perpajakan? Indonesia dan Singapura telah sepakat meneken kerja sama strategis di bidang penghindaran pajak berganda (double taxation avoidance) sejak tahun 2020 lalu. Langkah ini merupakan pembaruan dari konsensus pencegahan pengelakan pajak yang diteken pada 8 Mei 1990 silam. Saat ini Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengimplementasikan konsensus global yang digagas oleh OECD/G20, antara lain terkait pengenaan pajak minimum global 15 persen.
Di sisi kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama Singapore Police Coast Guard serta Singapore Customs, Imigration, and Checkpoint Authority, sudah bersinergi dalam penanganan kejahatan lintas negara, meliputi patroli laut yang terkoordinasi (coordinated patrol), pertukaran informasi (information exchange), dan investigasi bersama (joint investigation).
