Menu
in ,

Menkes Ajak Investor Kembangkan “Startup” Bioteknologi

Pajak.com, Jakarta-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak para investor untuk mulai mengembangkan startup (perusahaan rintisan) di bidang bioteknologi. Sebab industri farmasi dunia akan bergeser pada penerapan dan layanan berbasis itu.

“Tolong investor-investor di Indonesia kan sudah banyak yang kaya-kaya, jangan fokus ke information technology startup saja yang ada di West Coast, khususnya California Belt, tetapi kita juga fokus ke biotech yang ada di East Coast, yang ada di Boston Massachusetts Belt. Karena ke depannya industri (kesehatan) seperti itu,” kata Budi dalam webinar bertajuk Upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Bidang Alat Kesehatan yang diselenggarakan kementerian koordinator bidang kemaritiman dan investasi, pada Selasa (15/6).

Budi mengungkapkan, institusi farmasi bakal bergeser berbasis pada penerapan dan layanan bioteknologi. Sebagai contoh, ke depan pelayanan kanker tidak akan menggunanakan pendekatan radiologi melainkan pengobatan berbasis biology similar. 

“Tidak akan lagi kanker pakai radiologi dihajar semua, rusak semua sel jaringan, tetapi di mana nanti sel pembunuhnya didesain khusus untuk mematikkan kankernya secara biologis,” kata dia.

Kemudian, vaksin juga akan berbasis bioteknologi. Dengan begitu, vaksin akan memiliki peforma yang relatif cepat dibandingkan jenis vaksin lain.

“Vaksin-vaksin yang cepat masuk itu dari moderna dan pfizer itu semua adalah perusahaan bioteknologi bahkan itu perusahaan startup,” jelas Budi.

Penerapan serupa juga akan berlaku untuk obat-obatan. Bahkan beberapa negara telah berhasil mengembangkan obat-obatan berbasis bioteknologi atau protein base, salah satunya Korea Selatan. Di sana, industri bioteknologi diyakini sebagai industri masa depan.

Selain itu, Budi mengungkapkan, masih rendahnya tren pengembangan industri farmasi berbasis teknologi, turut membuat Indonesia mengalami kebanjiran pengadaan alat kesehatan (alkes) dari luar negeri. Bahan baku dengan spesifikasi medical grade belum banyak tersedia di dalam negeri.

“Pesatnya pengadaan alkes impor adalah adanya rentang jenis yang sangat luas mulai dari alkes sederhana sampai teknologi tinggi dan memiliki bahan baku yang sangat beragam. Adapula penguasaan teknologi alat kesehatan yang masih terbatas dan masih perlu dikembangkan khususnya untuk teknologi menengah sampai tinggi, serta banyaknya produk alat kesehatan impor yang membanjiri Indonesia,” ungkap eks Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.

Di kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah telah mendorong pengembangan industri farmasi berbasis teknologi. Hal itu tertuang dalam agenda Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita harus bertransformasi menjadi negara yang mandiri di bidang kesehatan, baik untuk alat kesehatan maupun obat-obatan. Caranya dengan menguatkan struktur industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan produk impor. Kami akan mendorong pengoptimalan nilai tingkat kandungan dalam negeri,” jelas Agung Gumiwang.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version