Menu
in ,

Indonesia Segera Bangun Pabrik Baterai

Indonesia Segera Bangun Pabrik Baterai Senilai 9,8 Dollar AS

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Investasi megaproyek pembangunan pabrik baterai listrik senilai 9,8 miliar dollar AS mulai diimplementasikan melalui penandatanganan heads of agreement (HoA) antara PT Industri Baterai Indonesia dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan. Konsorsium itu terdiri LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO, dan Huayou Holding.

Sebagai informasi, HoA atau perjanjian pra-kontrak merupakan komitmen para pihak. HoA yang lazim digunakan dalam proses pendirian bisnis, baik nasional maupun internasional, selama tahap negosiasi berlangsung.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, akan terus mengawal proyek investasi raksasa ini, yang merupakan momen bersejarah bagi ketiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan, dan Tiongkok. Ini adalah bukti pemerintah serta Badan Usaha Milik Negera (BUMN) serius untuk segera merealisasikan proyek investasi dengan cepat.

“Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Sekarang setelah HoA ditandatangani, kita bikin FS (feasibility study) supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja. Kita punya komitmen untuk cepat realisasi investasi,” kata Bahlil dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menguturkan, bahwa hubungan antar pemimpin ketiga negara sangat baik, sehingga proyek ini sangat penting bagi seluruh pihak.

“Proyek baterai ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernurnya di Indonesia membuat keputusan bahwa mobil listrik, terutama seperti bis dan kendaraan umum harus dipakai tahun ini. Bahkan Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik,” kata Erick.

Sementara Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyampaikan, apresiasi atas keseriusan pemerintah dalam mendorong keberhasilan proyek industri baterai. Pihaknya akan langsung berkonsolidasi dengan konsorsium Korea Selatan untuk menentukan target penyelesaian proyek.

“Kami sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah, khususnya kementerian investasi dan kementerian BUMN yang terus mendorong terlaksananya realisasi proyek strategis ini. Hari ini, masih awal dari perjalanan IBC dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle di Indonesia. Kami ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Untuk itu, kami perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat,” kata Toto.

Sebagai informasi, PT Industri Baterai Indonesia, yang dibentuk oleh empat BUMN, yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam), memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/ EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Selain itu, Direktur Pengembangan Bisnis LG Energy Solution Samuel Chung mengatakan, bangga dapat melakukan penandatanganan HoA dengan Indonesia. Menurutnya, ini merupakan bentuk kerja sama yang lebih serius antara perusahaan dengan pihak BUMN Indonesia. “Ini akan jadi sejarah, baik bagi BUMN dan LG consortium,” tambahnya.

Penandatangan HoA turut disaksikan secara daring oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Selatan Umar Hadi dan Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Republik Indonesia Park Taesung.

Sebagai informasi, penandatanganan itu merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Moon Jae In dengan Presiden Joko Widodo di Busan, Korea Selatan, pada tanggal 25 November 2019. Selain itu, merupakan tindak lanjut dari memorandum of understanding (MoU) BKPM-LG Group yang ditandatangani oleh kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution, pada tanggal 18 Desember 2020.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version