Menu
in ,

Dapat KUR Rp 260 Triliun, BRI Lakukan Beberapa Strategi

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI telah menetapkan kuota penyaluran KUR 2022 meningkat menjadi sebesar Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar 6 persen. Dari jumlah tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapatkan alokasi sebesar Rp 260 triliun atau mencapai 70 persen dari total KUR nasional yang akan dialokasikan di tahun 2022.

“BRI sebagai bank dengan portofolio UMKM terbesar ini optimistis akan dapat mencapai target KUR 2022 hingga akhir tahun,” ungkap Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto dalam keterangan resmi, dikutip Pajak.com pada Sabtu (15/01).

Ia menambahkan, berbagai strategi telah dirancang untuk memenuhi target penyaluran KUR 2022, sehingga pihaknya optimistis, kapasitas dan kemampuan BRI dapat mengantarkan perseroan mencapai target penyaluran KUR tersebut.

“Selama ini BRI terus menjalankan strategi untuk mewujudkan business process yang optimal dan efisien. Keduanya terbukti berhasil mendukung upaya BRI dalam menyalurkan kredit di segmen mikro, termasuk KUR,” tambahnya.

Di samping itu, BRI juga menerapkan digitalisasi untuk menyalurkan kredit sehingga lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan memanfaatkan keunggulan informasi dan teknologi, BRI mampu menjaga bottom line yang solid dengan return yang optimal.

Catur menjelaskan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan KUR ini juga dibuktikan dengan realisasi penyaluran KUR sepanjang tahun 2021. Dimana hingga akhir Desember 2021, BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 194,9 triliun kepada 6,5 juta debitur. Jumlah tersebut mencapai 99,65 persen dari kuota KUR yang ditetapkan oleh pemerintah dan dialokasikan kepada BRI tahun 2021, yakni sebesar Rp 195,59 triliun.

“Penyaluran KUR BRI sepanjang 2021 tersebut juga tercatat naik 40,7 persen year-on-year (YoY) dibandingkan dengan penyaluran per Desember 2020 yang mencapai sebesar Rp 138,5 triliun,” imbuhnya.

Selain itu, BRI mencatat terdapat nasabah baru untuk KUR Mikro yang jumlahnya mencapai 61 persen hingga Desember 2021. Selain itu, untuk nasabah baru KUR Supermikro jumlahnya mencapai 97,6 persen per Desember 2021.

Jumlah yang besar tersebut menunjukkan keberhasilan BRI dalam melaksanakan revitalisasi Mantri yang membuat pelayanan lebih efektif. Oleh karena itu, BRI akan terus berupaya memperluas cakupan dan potensi di wilayah kerja yang selama ini belum tergarap.

Tidak hanya itu saja, dari sisi sebaran KUR juga terus meningkat. Dimana pada tahun 2019, jangkauan sebaran KUR mencapai 5,4 orang dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI, dan pada tahun 2021 meningkat signifikan menjadi rata-rata sebanyak 8,7 dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI.

Dari sisi sektor ekonomi, BRI telah menyalurkan KUR sektor produksi sebesar 56,16 persen. Berturut-turut paling besar adalah di sektor perdagangan sebesar Rp 85,4 triliun, sektor pertanian Rp 61,1 triliun, dan sektor industri pengolahan Rp 19,5 triliun.

Catur mengatakan bahwa alokasi KUR tersebut merupakan hal positif bagi BRI dalam mendukung pengembangan ekosistem ultramikro melalui outlet co-location SENYUM-nya.

“Ke depan, BRI terus berfokus pada segmen mikro sebagai core utama pertumbuhan pinjaman KUR. Dengan menyalurkan kredit ke sektor produktif, upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version