Menu
in ,

Telan Biaya Rp 1,1 Triliun, Tol Listrik Flores Beroperasi

Pajak.com, Jakarta – Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, pembangunan tol listrik sepanjang 864 kilo meter sirkuit (kms) resmi beroperasi di Flores, Nusa Tenggara Timur. Penyambungan listrik ini membentang dari Labuan Bajo hingga Maumere dengan menelan biaya sebesar Rp 1,1 triliun.

“Penyambungan tol listrik di Flores di Provinsi NTT ini telah beroperasi dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada Jumat (30 Juli 2021) kemarin,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/07).

Ia menambahkan, kehadiran tol listrik merupakan bentuk komitmen pemerintah dan PLN dalam memperkuat keandalan listrik dan peningkatan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur.

“Kami secara serius meningkatkan kualitas mutu listrik di Indonesia Timur. Semoga adanya infrastruktur listrik ini bisa menarik minat investor untuk memperbaiki perekonomian di wilayah setempat,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda menyampaikan bahwa kondisi sistem kelistrikan Pulau Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Megawatt (MW), dengan beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW.

Selama ini, dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, terpisah dalam 2 sistem, yaitu sistem Flores bagian Barat dan sistem Flores bagian Timur. Pada sistem Flores bagian Barat kapasitas total pembangkit 40,7 MW, antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo, PLTP Ulumbu 10 MW, PLTD Faobata Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai serta pembangkit lainnya.

Sedangkan, sistem Flores bagian Timur memiliki kapasitas total 63,4MW, yang meliputi PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.

Sebelumnya, sistem Flores bagian Barat cadangannya terbatas, sehingga mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit besar. Sedangkan sistem Flores bagian Timur cadangannya sangat mencukupi. Dengan bergabungnya kedua sistem, maka cadangannya menjadi sangat mencukupi dan lebih andal. Selain itu, dengan gabungan sistem yang lebih besar, akan membuat sistem lebih efisien dan dapat menurunkan biaya operasi sekitar 3-4 persen.

Huda melanjutkan, untuk mendukung keandalan suplai di sistem Flores, telah beroperasi 11 gardu induk dengan kapasitas 225 MVA dan saluran transmisi sepanjang transmisi 864 kms yang terdiri dari 1.319 tapak tower tersebar di seluruh Kabupaten Flores. Terakhir, Gardu Induk Aesesa di Kabupaten Nagekeo yang sudah energize pada 4 Juni 2021 lalu.

“Kami percaya listrik merupakan energi yang menggerakkan kehidupan dan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN akan terus berupaya memperluas akses listrik dan meningkatkan keandalannya,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version