Menu
in ,

SMK-SMTI Yogyakarta Rakit 5.000 Unit GeNose

Pajak.com, Yogyakarta – Sejak mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020, GeNose Covid-19 atau Genose C19 terus digunakan untuk pendeteksi Covid-19 di berbagai tempat seperti stasiun kereta api, hotel, dan bandara. Saat ini, unit pendidikan vokasi di bawah naungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut berperan aktif dalam perakitan GeNoSe C19.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dipilihnya SMK-SMTI Yogyakarta menjadi tempat perakitan oleh konsorsium pengembang GeNoSe C19 dari Yogyakarta, karena mempunyai kualitas di atas standar. Melalui kerja sama tersebut, lanjut Agus, SMK-SMTI Yogyakarta menyediakan tempat produksi atau perakitan GeNoSe C19; sekaligus memberdayakan dan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi jurusan Kimia Industri untuk menjadi tenaga operator.

“SMK-SMTI Yogyakarta pada tahap awal produksi sudah mampu memenuhi target perakitan 3.000 unit GeNoSe C19. Sedangkan, produksi yang saat ini running untuk memenuhi target 2.000 unit. Jadi total 5.000 unit GeNoSe C19 yang dirakit di sini,” ujar Agus saat kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Jawa Tengah, dikutip Pajak.com, Jumat (21/5).

Agus menyampaikan, nantinya GeNoSe C19 tidak hanya digunakan pada bidang transportasi saja, tetapi juga di dunia pendidikan. Harapannya, dengan biaya tes yang lebih murah, murid dan guru bisa rutin melakukan pemeriksaan untuk mencegah penularan virus korona terjadi di sekolah.

Di sisi lain, upaya ini juga dapat mendorong produksi dan menciptakan pasar yang luas untuk berbagai macam produk yang dibuat anak bangsa. Ia pun menambahkan, SMK-SMTI Yogyakarta menjadi satu-satunya sekolah vokasi di tanah air yang dipercaya sebagai SIEMENS Certification Center di Indonesia. Sekolah tersebut juga diusulkan menjadi model untuk pembentukan German Indonesia Vocational Institute (GIVI).

“Dengan memanfaatkan teaching factory (pabrik mini) yang ada, SMK- SMTI Yogyakarta juga didorong untuk bisa membuat alat-alat kesehatan seperti ventilator,” sambungnya.

Agus menyebut, capaian yang telah dilakukan oleh SMK-SMTI Yogyakarta membuktikan bahwa unit pendidikan Kemenperin bisa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa menjawab kebutuhan industri.

Di kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMK -SMTI Yogyakarta Rr. Ening Kaekasiwi menambahkan, kolaborasi perakitan GeNoSe C19 tersebut melibatkan 60 orang siswa-siswi yang terbagi dalam dua jam kerja. Dalam satu jam kerja terdiri dari 30 orang.

“Mereka dilatih bekerja selama tiga hingga empat jam dalam sehari dalam satu shift, selama lima hari dalam seminggu dengan diawasi oleh PT Steqhoq Robotika Indonesia Bersama dan guru-guru dari SMK SMTI Yogyakarta,” jelasnya.

Ening mengatakan, dalam memilih siswa yang dilibatkan dalam perakitan GeNoSe C19, pihak sekolah bersama konsorsium sangat selektif. Awalnya, dibuka lowongan magang, kemudian guru dari jurusan Kimia Industri menyeleksi siswa-siswi tersebut berdasarkan soft skill dan nilai akademik.

Selanjutnya, siswa yang terpilih wajib mengikuti pelatihan selama dua hari, antara lain pada hari pertama diberikan materi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB ) dengan menerjunkan pemateri dari PT Swayasa Prakarsa. Kemudian pada hari kedua dilakukan pelatihan perakitan GeNose C19 dengan pemateri dari PT Stechoq Robotika Indonesia.

“Sebelum memasuki ruangan pelatihan, terlebih dahulu dilakukan screening Covid-19 menggunakan GeNose C19 kepada siswa, operatornya dari PT Swayasa. Apabila hasil dari screening selama pelatihan dua hari negatif Covid-19, maka siswa siap untuk merakit GeNose C19,” tandasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version