Menu
in ,

Pentingnya “Edge Computing” Era Industri 4.0 di Indonesia

Pentingnya “Edge Computing” Era Industri 4.0 di Indonesia

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Pada era modern seperti saat ini, digitalisasi menjadi hal yang fundamental untuk diadaptasi oleh dunia industri di Indonesia. Apalagi, pemerintah telah meluncurkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yakni roadmap untuk menjadikan Indonesia sebagai negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Perusahaan dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan proses otomasi industri agar siap menjadi bagian dari Industri 4.0, salah satunya dengan penerapan teknologi edge computing.

Managing Director Stratus Technologies for Asia South Lin Hoe Foong mengatakan, Stratus Technologies menjadi perusahaan yang memainkan peranan penting pada inovasi otomasi proses bisnis yang sangat dibutuhkan oleh industri di era Industri 4.0. Menurut Lin Hoe, inovasi teknologi dari edge computing dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan otomasi dalam industri 4.0.

Lin Hoe menjelaskan, edge computing adalah proses komputasi yang difokuskan untuk memproses traffic internet of things (IoT).

“Komputerisasi ini juga berfungsi sebagai wadah penyimpanan dan pengolahan data yang ditempatkan sedekat mungkin dari sumber data. Sehingga, proses traffic data bisa dilakukan dengan latency minim yang memiliki tingkat konsumsi bandwidth yang jauh lebih efisien,” tutur Lin Hoe dalam keterangan resminya Rabu (29/9/21).

Menurut Lin Hoe, sebagus-bagusnya koneksi internet dan cloud computing, pasti akan mengalami penundaan (latency). Sementara untuk bisa memiliki daya saing tinggi di era 4.0, operasional 24 jam serta sistem peringatan kesalahan yang realtime menjadi tuntutan yang harus diatasi perangkat tambahan edge computing yang ditempatkan di sekitar fasilitas produksi membuat gangguan teknis tersebut bisa diminimalisasi walau jauh dari pusat data. Selain itu, Stratus juga bisa mengkustomisasi edge computing sesuai kebutuhan mulai dari adaptasi IoT, transformasi 4.0, investasi smartcity, pengembangan transportasi pintar, hingga utilisasi jaringan 5G untuk ke depannya.

Meski terbilang baru di Indonesia, edge computing sudah cukup berkembang secara global. Diprediksi pangsa pasar edge computing mencapai 4 triliun dollar AS hingga tahun 2030. Laju pertumbuhan setiap tahunnya ke depan juga diproyeksikan mencapai 38,4 persen. Geliat pertumbuhan pasarnya di kawasan benua Eropa dan Amerika Utara pun masih bertahan di angka double digit sejak beberapa tahun terakhir.

“Pusat data dan komputasi awan sudah bagus, tapi ternyata masih kurang karena tuntutan digitalisasi yang berkembang pesat terus menerus. Pada tahun 2022 diprediksi 75 persen data akan dibuat dan diproses di luar pusat data dan komputasi awan,” kata Lin Hoe.

Sementara itu, Country Manager Stratus Indonesia Gerry Santoso mengatakan bagi para pelaku industri di dalam negeri tidak perlu khawatir akan kesulitan menggunakan edge computing. Sebab, Stratus Technologies mempermudah utilisasi perangkatnya sedemikian rupa untuk memudahkan penggunanya. Hal ini, kata Gerry, dilakukan untuk mempercepat industri nasional melakukan transformasi digitalnya. Kemudahan yang dimaksud, untuk mengoperasikan edge computing Stratus, orang tidak harus memiliki sertifikat khusus dan tidak ada glorifikasi terhadap suatu merek tertentu. Artinya, semua merek IT bisa diintegrasikan.

Gerry menyampaikan, simplifikasi utilisasi tersebut telah melalui riset berkelanjutan yang dilakukan. Edge computing telah dikembangkan oleh Stratus Technologies sejak tahun 2010, bersamaan dengan pengembangan data center dan cloud computing yang saat itu sedang booming.

“Inovasi ini tidak mendisrupsi berbagai infrastruktur digitalisasi yang sudah ada. Kehadiran inovasi ini justru membantu mempercepat integrasi OT (operational technology) dan IT (information technology).

Menurut Gerry, di Indonesia, sudah ada banyak perusahaan dari berbagai industri yang menggunakan solusi inovatif ini. Penggunanya antara lain dari sektor transportasi, keuangan, energi, hingga kesehatan. Selain itu, edge computing tidak semata untuk industri besar, tetapi juga diadopsi industri kelas menengah ke bawah.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version