Menu
in ,

Menparekraf Kembangkan Program Wisata Kesehatan

Menparekraf Kembangkan Program Wisata Kesehatan

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkomitmen untuk mendorong pengembangan program wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air.

Menurutnya, pihaknya akan menjadikan program wisata kesehatan sebagai program unggulan yang menargetkan pemberdayaan wisatawan nusantara. Disamping itu, program ini merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan peningkatan kesehatan dan kebugaran fisik serta pemulihan kesehatan spiritual dan mental wisatawan.

“Selama ini, wisatawan nusantara setiap tahunnya menghabiskan hampir 11 miliar dollar AS lebih untuk berwisata kesehatan di luar negeri. Wisata kesehatan serta wisata kebugaran dan herbal ini akan kita kembangkan karena kita mempunyai pangsa pasar yang sangat besar,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (07/09).

Ia menambahkan, pada tahap awal pengembangan wisata kesehatan ini rencananya akan diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, dan Bali.

“Nanti akan diperluas ke destinasi lainnya. Kami menggandeng berbagai instansi kementerian dan lembaga maupun pihak swasta seperti rumah sakit, klinik, dan organisasi profesi seperti Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Perkedwi) untuk mendukung wisata kesehatan di Indonesia ini,” tambahnya.

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap dan memadai sebagai penunjang pengembangan potensi program wisata kesehatan. Oleh karena itu, beberapa waktu yang lalu Sandiaga sempat menjalani general medical check-up di Rumah Sakit Siloam Lippo Village, Tangerang, Banten untuk mencoba kesiapan pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.

“Ini adalah pariwisata berbasis quality and sustainability dan kita tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri. Misalnya di RS Eka Hospital, untuk perawatan tulang belakang/spine, sudah menggunakan alat kedokteran buatan Jerman yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara,” jelasnya.

Sandiaga mengatakan, Bali sudah menjadi salah satu sasaran wisatawan untuk menikmati wellness tourism dan herbal tourism. Bahkan, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk merasakan wisata berbasis wellness dan herbal tourism.

“Antusiasme masyarakat mengenai herbal dan wellness tourism sangat tinggi, terutama di Bali. Untuk itu SDM-nya harus kita tingkatkan melalui program reskilling dan upskilling untuk memberikan pelayanan yang berstandar lebih tinggi lagi,” katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani menjelaskan alasan pemilihan Jakarta, Medan, dan Bali sebagai daerah pengembangan wisata kesehatan untuk tahap awal dilatarbelakangi oleh jumlah ketersediaan rumah sakit di ketiga daerah tersebut.

“Selain itu, di Medan mempunyai potensi besar karena selama ini orang Medan yang ke luar negeri itu banyak sekali. Jadi kita harapkan dengan kita mempromosikan atau menyiapkan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Medan. Maka, kemungkinan wisatawan-wisatawan yang berasal dari Sumatera Utara dan sekitarnya berobat ke luar negeri akan semakin kecil,” jelasnya.

Rizki melanjutkan, untuk pengembangan wellness dan herbal tourism, pihaknya juga akan mengembangkan potensi ini di Solo, Jawa Tengah.

“Solo juga tengah mengembangkan herbal tourism karena di Tawangmangu ada pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang sangat berpotensi untuk kita dorong mengembangkan wisata herbal,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version