Menu
in ,

Indonesia Akselerasi “Zero Emission”

Indonesia Akselerasi “Zero Emission”

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah terus berupaya agar Indonesia dapat mempercepat target zero emission atau nol emisi karbon, salah satunya dilakukan melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT).

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan, sektor swasta dan kementerian/lembaga telah mengambil peranan penting dalam mempercepat target nol emisi karbon. Hal itu setidaknya diwujudkan melalui joint statement of intent antara pemerintah dan dua perusahaan swasta yakni, PT Adaro Energy Tbk (perusahaan Indonesia) dan Fortescue Future Industries Pty Ltd (investor dari Australia). Adapun pemerintah diwakili oleh kemenko marves, kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat, kementerian energi dan sumber daya mineral, kementerian agraria dan tata ruang/badan pertanahan nasional, kementerian lingkungan hidup dan kehutanan, pemerintah provisni Kalimantan Utara dan Papua.

“Kami percaya bahwa dengan dukungan sektor swasta yang kuat, seperti dari Adaro sebagai eksportir batu bara terbesar di Indonesia dan Fortescue sebagai investor energi terbarukan terbesar. Ekonomi berbasis energi terbarukan tanpa emisi dapat mendukung Indonesia mencapai target net zero emission lebih cepat,” jelas Jodi, pada (3/5).

Sebelumnya, pada 4 September 2020, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga telah melakukan perjanjian kerja sama dengan Fortescue Future Industries Pty Ltd yang merupakan anak perusahaan Fortescue Metals Group Ltd (Fortescue) di bidang pengembangan industri energi hijau. Ekonomi Hijau adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan.

“Menko Marves mengatakan perjanjian ini merupakan kesepakatan awal untuk mengembangkan kekuatan energi terbarukan Indonesia dan untuk mendorong industri hijau,” kata Jodi.

Pemerintah Indonesia percaya, sumber daya EBT dapat secara efisien dalam memasok kebutuhan industri dalam negeri. Namun syaratnya, menurut Jodi, energi itu harus dikembangkan dengan cepat dan dalam skala yang besar. Dengan demikian kebutuhan energi akan berlimpah, murah, dan tidak mengandung polusi.

Sebagai informasi, hingga saat ini beberapa negara di dunia terus melakukan gerakan proaktif untuk menuju emisi nol bersih sampai tahun 2030. Hal ini dibuktikan dengan komitmen beberapa negara besar, seperti Jepang untuk menurunkan emisi sebesar 46 persen, Amerika Serikat 50 persen, dan Uni Eropa 55 persen .

“Indonesia sendiri telah menetapkan target karbon netral atau nol emisi bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, tergantung pada ketersediaan dukungan internasional untuk keuangan dan transfer teknologi,” tutup Jodi.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version