Menu
in ,

IMF Akselerasi Vaksinasi untuk Pemulihan Ekonomi Global

Pajak.com, Jakarta – Tren positif pemulihan ekonomi dunia diperkirakan masih akan terus berlanjut. Dalam rilis terbaru world economic outlook (WEO) Juli 2021, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global mencapai 6 persen di tahun 2021—tidak berubah dibandingkan prediksi April 2021. IMF akan terus mendorong seluruh negara untuk mengakselerasi vaksinasi demi pemulihan ekonomi global.

Dalam laporan IMF, solidnya proyeksi perekonomian global didukung oleh beberapa faktor. Pertama, tambahan stimulus fiskal yang kuat dan akselerasi vaksinasi yang memungkinkan reopening lebih luas, khususnya di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kedua, volume perdagangan global juga diprediksi mencatatkan kinerja yang solid sekitar 9,7 persen di 2021 atau naik 1,3 percentage point (pp).

Namun, dunia harus mewaspadai risiko penyebaran varian delta Covid-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir sekaligus menjaga efektivitas stimulus dan tetap mendorong akses vaksinasi yang adil dan merata. Pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata (uneven recovery) disebabkan oleh perbedaan situasi pandemi COVID-19, kecepatan vaksinasi, dan dukungan stimulus ekonomi.

Secara garis besar, kelompok negara maju mengalami kenaikan proyeksi didukung perluasan reopening, jangkauan vaksinasi yang tinggi, serta stimulus yang masif, seperti yang terjadi pada AS (proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 naik 0,6 pp), Eropa (naik 0,2 pp), dan Korea Selatan (naik 0,7 pp). Sementara itu, banyak negara berkembang yang mengalami penurunan proyeksi, utamanya akibat pemberlakuan restriksi lebih ketat di tengah penyebaran varian delta.

Tingkat vaksinasi yang relatif rendah di negara berkembang juga dianggap memberikan risiko kerentanan terhadap kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan. Beberapa negara yang mendapat revisi ke bawah, antara lain India (-3,0 pp), Malaysia (-1,8 pp), Filipina (-1,5 pp), Thailand (-0,5 pp), dan Indonesia (-0,4 pp). Secara spesifik, Indonesia diproyeksikan mencapai pertumbuhan ekonomi 3,9 persen atau masih dalam rentang prediksi pemerintah, yakni sekitar 3,7 sampai 4,5 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif sembari terus mewaspadai risiko-risiko yang ada.

“Permintaan produk ekspor yang diperkirakan masih baik seiring solidnya outlook pertumbuhan global menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur di 2021. Untuk itu, strategi Indonesia ke depan akan terus fokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta terus meningkatkan daya saing,” jelas Febrio melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada Rabu (28/7).

Ia mengungkapkan, di level global, seperti dalam forum G20 menggunakan seluruh upaya untuk mengatasi eskalasi gelombang baru COVID-19, yakni varian delta. Hal itu dilakukan dengan menjamin akses vaksin yang merata ke seluruh negara serta memastikan ketersediaan dana untuk memberikan stimulus, baik itu di bidang kesehatan maupun perlindungan sosial. Dengan demikian, diharapkan tingkat kasus COVID-19 di berbagai negara pun dapat segera dikendalikan.

“Vaksinasi memang merupakan salah satu kebijakan kunci bagi setiap negara untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Indonesia sendiri saat ini menargetkan untuk mendorong vaksinasi harian di tingkat 1,5 juta dosis dan akan terus ditingkatkan secara gradual. Per 27 Juli 2021, total kumulatif vaksin yang telah diberikan pada masyarakat mencapai 63,94 juta dosis,” jelas Febrio.

Sementara itu, pemerintah Indonesia juga telah memastikan ketersediaan jumlah vaksin untuk mempercepat

“Melalui kebijakan pengetatan serta berbagai upaya yang dilakukan di bidang kesehatan, Indonesia diharapkan dapat mengatasi lonjakan pandemi COVID-19, sehingga proses pemulihan ekonomi pun dapat berjalan dengan baik,” tambah Febrio.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version