Menu
in ,

IKM Sepatu Lokal Binaan Kemenperin Tembus Pasar Global

IKM Sepatu Lokal Binaan Kemenperin Tembus Pasar Global

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengungkapkan, dua pelaku industri kecil menengah (IKM) sepatu lokal yaitu Sagara Boots dan Pijakbumi, terbukti mampu merambah ke pasar global. Keduanya merupakan mitra Badan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo, unit pelaksana teknis di bawah binaan Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin.

“BPIPI menggandeng Sagara Boots dan Pijakbumi masuk ke dalam ekosistem pelaku industri alas kaki nasional lantaran berhasil menjadi contoh pelaku IKM alas kaki yang berkualitas. Kisah sukses kedua IKM ini diharapkan mampu membangkitkan semangat IKM lainnya untuk lebih lihai membaca peluang di pasar dalam dan luar negeri,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/12).

Saat bertemu dengan para pendiri Sagara Boots dan Pijakbumi, Reni mengapresiasi prestasi kedua brand tersebut yang telah mampu mematahkan stigma negatif produksi sepatu negara berkembang berkualitas buruk, dengan material jelek, dan desain yang kuno.

“Sagara Boots bahkan telah tembus menjadi sepatu boots kulit tier satu, yang setara dengan sepatu asal Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Sedangkan, produk Pijakbumi telah diekspor ke 20 negara di dunia,” tambahnya.

Reni melanjutkan, kedua IKM alas kaki tersebut telah membuktikan bahwa brand sepatu lokal semakin inovatif, dengan desain yang mengikuti selera pasar terkini serta tetap memerhatikan produksi ramah lingkungan dan berkesinambungan. Bahkan, mereka mampu melayani permintaan secara custom atau sesuai selera konsumen.

“Dengan kualitas yang terbaik, kami optimistis brand lokal bisa lebih keren dan punya nilai jual tinggi dibanding brand luar yang ada di retail besar,” imbuhnya.

Sebagai informasi, hingga kuartal III tahun 2021, total nilai ekspor alas kaki (kulit dan non-kulit) Indonesia mencapai 4,3 miliar dollar AS. Sementara itu, total PDB industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencapai Rp 20 triliun atau tumbuh 7 persen year-on-year (YoY) sampai pada kuartal III-2021.

Sementara itu, pendiri sekaligus pemilik Sagara Boots Bagus Satrio mengatakan, saat ini sudah semakin banyak media asing yang mengekspos kemampuan industri sepatu Indonesia dalam menghasilkan boots yang berkualitas, sehingga dapat bersaing dengan produk kelas dunia lainnya.

“Kami tidak sembarangan memilih bahan baku, harus menggunakan bahan kulit yang terbaik. Selain itu, dengan kualitas kulit dan sol terbaik, sehingga harga boots kami bahkan lebih mahal dari produk Amerika. Kami menjual dengan harga sekitar Rp 6 juta,” katanya.

Selain itu, Sagara Boots juga bisa menerima pesanan secara custom, dan seluruh produksi sepatunya dilakukan secara manual dengan tangan. Tim Sagara pun menerapkan sistem waiting list sampai empat bulan lantaran tenaga kerja yang terbatas dan pesanan yang semakin membeludak.

“Dalam sebulan kami hanya bisa menghasilkan 40-60 pasang sepatu. Di luar negeri, Sagara Boots diminati karena handmade, custom, dan kualitas kulitnya tinggi,” ujarnya.

Sedangkan, Pijakbumi yang didirikan oleh Rowland Asfales merupakan brand sepatu asal Bandung yang memiliki ciri khas eco friendly dengan bahan dari kulit natural dan ekstrak tumbuhan. Menurutnya, dengan menggunakan material yang lebih ramah lingkungan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon kedepannya. Pijakbumi juga sedang berupaya untuk mengkalkulasi bahan eco friendly sebagai bahan utama sepatunya, agar bisnisnya lebih berkelanjutan.

“Kami berharap ada cara untuk mengkalkulasi penggunaan bahan ramah lingkungan untuk perusahaan inovatif, dan bisa mendapatkan pengurangan pajak terkait pengolahan industri yang berkomitmen mengurangi emisi karbon,” pungkas Rowland.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version