Menu
in ,

Boven Digoel Kembali Ekspor Olahan Kelapa Sawit ke India

Pajak.com, Merauke – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Merauke wilayah kerja Boven Digoel berhasil mendorong ekspor produk olahan kelapa sawit tujuan India. Sebanyak 7.352.860 ton metrik (MT) produk olahan yang berasal dari subsektor perkebunan tersebut berupa Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah diberangkatkan dengan menggunakan kapal MT Hai Yan V 2015 dari Asikie, Boven Digoel pada Rabu (19/5).

Kepala Karantina Pertanian Merauke Sudirman mengatakan, komoditas dengan nilai ekonomi mencapai Rp 98,45 miliar itu telah melalui serangkaian pemeriksaan dan pengawasan dari pihak Karantina Pertanian Merauke.

“Sebelum diberangkatkan, komoditas yang diekspor telah kami lakukan pemeriksaan dan pengawasan sesuai dengan ketentuan persyaratan ekspor negara tujuan,” kata Sudirman.

Manajer PT Bio Inti Agrindo (BIA) selaku operator perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melakukan ekspor Andy Siyar Irawan mengungkapkan, sebelum pihaknya menerima sertifikat kesehatan karantina tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC), pejabat Karantina Pertanian telah memeriksa kelengkapan administratif, kesesuaian dokumen persyaratan dan pendukung.

Andy mengaku selama ini dalam melakukan ekspor lebih mudah, prosesnya permohonannya telah dilakukan melalui aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) secara on-line. Proses yang sudah digital dapat dilakukan dari area perusahaan di Boven Digoel dengan cepat dan transparan. Jika sudah dipastikan sesuai, maka pihak Karantina Pertanian akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik dengan sistem baru pemeriksaan lapangan (Officer).

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapresiasi capaian kinerja ekspor dari Merauke yang telah melakukan dua kali pengiriman CPO di 2021. Jamil menyebutkan berdasarkan data sertifikasi ekspor secara nasional tercatat pada 2020 ekspor CPO sebesar 297,8 ribu ton yang setara dengan nilai Rp 6 triliun. Sedangkan pada tahun 2021 meski belum masuk semester pertama, volume ekspor CPO sudah mencapai 115,9 ribu ton dengan nilai ekonomi Rp 3,3 triliun.

“Peningkatan ekspor ini merupakan capaian kinerja kita bersama dari berbagai pihak, baik pusat maupun daerah, Insya Allah akan terus meningkat tidak hanya pada penambahan volume, namun juga peningkatan pada ragam komoditas, negara tujuan, frekuensi pengiriman hingga jumlah eksportir,” tambah Jamil.

Sejalan dengan arah kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait target pencapaian pembangunan pertanian 2020 – 2024, salah satunya mengembangkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan meningkatkan devisa melalui akselerasi ekspor. Artinya, ekspor ini sesuai dengan program yang telah dicanangkan Kementan yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks).

“Tanah kita sangat kaya dan subur, gali terus potensi ekspor komoditas pertanian Indonesia agar lebih banyak lagi produk pertanian kita menembus pasar ekspor dan lebih luas lagi jangkauannya di pasar internasional,” ujar Jamil.

Sebelumnya, pada Januari 2021 Boven Digoel juga pernah melakukan ekspor komoditas pertanian yang sama. Sebanyak 6,3 ribu ton produk olahan asal subsektor perkebunan CPO diberangkatkan dari Asikie, Boven Digoel menuju India.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version